Malang Post – Tegang dan mendadak mencekam, Sabtu (9/4/2022) siang di Jalan Bengawan Solo RT02/RW10 Desa/Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Seorang warga depresi mengamuk dan membacok seorang warga.
Ia berinisial BS (40) warga setempat. Sekitar pukul 10.00 WIB, sembari memegang pisau dapur ia membacok kepala tetangganya yang baru pulang dari pasar Wajak. Pelaku BS mengaku mendapat bisikan dan memicu aksinya.
Luka bagian kepala samping kanan dan ibu jari kanan, dialami Supriadi (42). Korban ini tidak dapat menghindari sabetan pisau dari belakang. Teriakan warga di lokasi pun memancing banyak warga, termasuk kerabat BS.
Kalap menyabet korban Supri, BS juga memecahkan kaca jendela rumah Supri. Di lokasi yang sama, selain korban Supri, seorang warga lain juga mengalami luka ringan. Riski (22) warga setempat, luka di bagian ibu jari sebelah kiri.
Semakin ramai warga di lokasi, seorang perangkat desa, Mantoro (53) segera menuju Polsek Wajak mengabarkan informasi BS yang sedang mengamuk.
Terima laporan itu, anggota Polsek Wajak, dipimpin AKP Bambang Wahyu Jatmiko bergegas mendatangi TKP. Datang pula secepatnya, 2 anggota Koramil Wajak. Di lokasi, warga sekitar menonton dan tidak berani mendekat. Beberapa mengepung BS.
Dalam menenangkan BS tidaklah mudah. Anggota bersama warga kemudian berusaha menyergapnya dan berhasil. Satu anggota menderita luka sabet di bagian paha. Informasinya, luka dialami Bripka AS tergolong luka ringan dan didapat saat menyergap BS.
Dikonfirmasi wartawan, Kapolsek Wajak, AKP Bambang Wahyu Jatmiko SH membenarkan adanya kejadian. Usai mengamankan pelaku yang diduga ODGJ itu petugas berusaha membawa korban luka ke puskesmas dan rumah sakit.
Pelaku ODGJ diantarkan ke RSJ Dr Rajiman Wediodingrat Lawang dengan memakai mobil siaga desa.
Pelaku BS, diketahui warga sekitar sebagai warga yang baru akhir-akhir ini depresi. BS bekerja sebagai tukang bangunan. Gelagat depresi semingguan terakhir mulai terlihat saat ia bekerja. Salahsatunya pernah salah memasang engsel pintu.
“Dia berpikirnya dalam. Kan dia kerjanya tukang. Ya dia depresi. Memikirkan keluarga. Baru semingguan,” cerita Sulton, Ketua RT setempat. “Sepengetahuan saya, Beni itu merasa korban Supri masuk ke rumah. Padahal tidak masuk, ” ungkap Sulton.
Diceritakan Sulton, ketua RT setempat, situasi sempat geger sekitar pukul 11.00 WIB. Sulton sendiri sedang bekerja. Dari jauh, ia melihat warga sudah banyak di depan rumah. Warga mengepung BS. Beberapa waktu kemudian, datang anggota Polsek dan Koramil Wajak.
“Ada yang dilukai satu. Pak Supri di kepala. Sekarang di rumah sakit. Kalau yang luka lain saya kurang tahu. Kalau anggota polisi, di pahanya sini, waktu rame nyergap, ” ungkap Sulton kepada wartawan.
Menurut Sulton, pada awalnya BS sebenarnya normal. Hingga kemudian ia mulai terlihat depresi seminggu belakangan. Ada dugaan Beni mengalami depresi karena salahsatu orangtuanya meninggal dan ada rencana hajat salahsatu kerabat.
Pasca kejadian ini, beredar informasi yang tidak dapat dikonfirmasi kebenarannya. Info itu tersebar di WhatsApp dan media sosial Fesbuk (FB). Bahkan ada yang menyebut jika aksi BS terpicu bisikan-bisikan.
“Wong depresi lur .. mari ditinggal. .. jare ono seng bisik ii lek omah e kate diobong karo seng jeneng ee s… tp wong ancene wong stress yo di bisik ii setan…” tulis seorang netizen. (yan)