Malang Post – Pasar Takjil Kayutangan Heritage (PTKH), di wilayah RW 1, 2, 9 serta 10 Kelurahan Kauman, Klojen Kota Malang, kurang begitu greget. Penjualnya pun tidak sampai sepuluh yang tampak di lokasi.
PTKH sepertinya kurang tepat disebut pasar takjil, karena hanya sekedar berjualan takjil biasa. Tidak seperti umumnya pasar takjil di seputaran Kota Malang, Sabtu (9/04/2022).
Salah seorang warga Kauman RW 1, enggan disebutkan namanya menyampaikan, di lain tempat, Wali Kota Malang, Drs. Sutiaji sepertinya lebih memilih ke wilayah Kelurahan Penanggungan. Dibanding datang ke Kauman Kayutangan Heritage.
“Karena di sana (Penanggungan), selain meresmikan wisata kuliner, juga disertai santunan anak yatim. Sehingga kehadirannya lebih dibanggakan di sana, dibanding di sini (Kayutangan). Kayutangan Heritage hanya gembar-gembornya saja, tapi dukungannya gak serius,” celetuknya. “Tolong mas ini hanya suara warga.”
Wacana penyelenggaraan PTKH sendiri, berdasarkan informasi yang beredar, adalah usulan Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Budi Hermanto. Jauh hari sebelum puasa Ramadan.
Saat dikonfirmasi ke Polresta Makota, Kabag Ops. Polresta, Kompol Supiyan membeberkan, usulan pasar takjil di Kayutangan Heritage, murni diusulkan Dinas Pariwisata (Disporapar) Kota Malang. Bahkan meminta dilakukan setiap hari.
“Untuk menutup jalan di sepanjang koridor Kayutangan Heritage Jalan Basuki Rahmat. Akan tetapi, pak Kapolresta menyarankan hanya dua hari saja,” beber dia.
Kenapa disarankan dua hari saja, lanjut dia, yakni Sabtu dan Minggu. Karena kawasan di situ ada pelayanan perbankan untuk kepentingan umum. Jadi tidak mungkin digelar tiap hari.
“Penutupannya pun dalam seminggu dua kali Sabtu dan Minggu. Kami (Satlantas) di lapangan dibantu Dishub dan Satpol PP. Menutup jalan pukul 15.30 sampai 17.30 atau 18.00. Terkait kegiatannya tidak sesuai harapan, itu bukan ranah Polresta,” imbuhnya.
Terpisah, sewaktu meninjau Kayutangan Heritage, Kepala Disporapar Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni menuturkan, pihaknya ingin meramaikan kawasan Kayutangan Heritage.
“Kami hadirkan unsur musik, satu jenis hadrah dan satunya lagi jenis musik etnik. Kita hadirkan pemain musiknya seminggu dua kali, dengan menutup ruas jalan sepanjang koridor Kayutangan Heritage,” cetusnya.
Terkait konsep penataan PTKH, Kepala Diskopindag Kota Malang, Sailendra saat dikonfirmasi menuturkan, “Pasar takjil Kayutangan Heritage berada di dalam kampung. Koordinatornya Lurah Kauman dan Pokdarwisnya,” tutur Sailendra.
Sedangkan, Ketua RW 1 Mahmud menginformasikan tidak tampak di wilayahnya yang berjualan takjil. “Kami tidak tahu seperti apa konsep dan keseriusannya, terhadap wacana PTKH. Instruksi dari Pemkot Malang sejauh ini belum jelas, jika ada warga mau jualan ya monggo,” ujar Mahmud. (Iwan – Ra Indrata)