Malang Post – Mengikuti pembelajaran pola luring (offline), dirasa banyak manfaatnya. Diantaranya banyak bertemu teman dan guru. Disisi lain, juga dapat uang saku sekolah, serta senang dan gembira.
Ungkapan itu disampaikan siswa kelas VIII/G, SMPN 8 Malang, Afdila N Zahid. Katanya, pembelajaran secara tatap muka (PTM), suasananya sedikit terhibur di kelas.
“Karena belajar di kelas tidak merasa sendirian. Bareng-bareng dalam menerima materi pelajaran. Kesannya juga berbeda dibanding saat daring (online),” ucap Afdila, Senin (14/03/2022).
Selain itu, dengan adanya pola PTM, tambahnya, waktu untuk memainkan gadget (game) lebih banyak berkurang. Apalagi jika pihak sekolah, memberikan tugas tambahan di rumah. “Maka waktunya banyak (lupa) pegang handphone. Belum lagi, ketika jalani ujian sekolah. Kesempatan pegang handphone (game) serta begadang sulit terwujud. Terkecuali Sabtu atau Minggu,” imbuhnya.
Sementara Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji menjelaskan, penerapan PTM di Kota Malang sudah 100 persen. Tapi jika sekolah melakukan terbatas, dikembalikan pada kesiapan dan kemampuan sekolahnya.
“Diikuti mulai PAUD, TK, SD dan SMP. Tetap dengan mentaati protokol kesehatan (prokes) ketat. Sebagai bentuk peralihan pandemi ke pra endemi. Ditingkat pusat, pra endemi kondisinya masih di proses penataan dan skenario,” jelas Sutiaji.
Perlu dipahami bersama, sambung mantan Wakil Wali Kota Malang ini, pelaksanaan PTM saat ini tidak ada kaitannya dengan status level Covid-19. Tetapi murni didasarkan pada surat keputusan bersama (SKB) tiga menteri. “Karena Kota Malang pada pekan-pekan sebelumnya, kasusnya aktif dan fluktuatif. Akibatnya PTM di sekolah dilakukan penundaan. Namun kini kondisinya sudah menurun dan dapat dikendalikan,” terang pecinta bulutangkis ini.
Hasil peninjauan siswa SMPN 8 Malang, dari 150 siswa. 98 – 99 persen siswa, menghendaki PTM 100 persen. Hanya dua siswa yang menghendaki daring. Dengan alasan lebih santai.
Terpisah, Plt. Kepala SMPN 30 Mulyorejo, Bambang Tri Budiono menginformasikan, di hari pertama PTM, ada tiga sekolah, SMPN 28, 29 dan 30, yang melakukan PTM 100 persen.
“Mereka telah menempati gedung baru. Sebelumnya mengikuti KBM di SMPN 7 dan 15 serta 21. Siswa SMPN 30, sebanyak lima rombel. Kini mulai menempati belakang terminal Mulyorejo, kendati masih harus melengkapi beberapa sarpras di gedung tersebut,” jelasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)