Malang Post – Kegiatan Kunjungan Kerja atau Studi Banding Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji, bersama rombongan dan Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati, ke Yogyakarta pada Jumat (4/3) kemarin terus menuai kritik.
Terlebih-lebih dalam kegiatan tersebut, dibarengi dengan plesiar ke Gunung Merapi. Tanpa mengindahkan protokol kesehatan.
Setelah Sekretaris Komisi B DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi, menyesalkan studi banding tersebut, kini kritikan pedas juga muncul dari Presidium Dewan Kampung Nuswantara, Bambang Guntur Wahyudi.
Pria yang akrab disapa GW ini menjelaskan, studi banding yang diterima Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, untuk bertukar ilmu mengenai penataan tata ruang yang ada di Kota Yogyakarta, dinilai tidak memiliki kepekaan sosial.
“Wali Kota Malang tidak memiliki kepekaan sosial. Seharusnya teman-teman diajak berdiskusi, untuk menyelesaikan pelolemik Malang Halal dan Malang toleransi. Kok malah di tinggal ke Yogyakarta,” ucapnya.
Sedangkan studi banding ke Yogyakarta tersebut, tambah GW, kini menjadi perhatian. Terlebih statement Wali Kota Malang, Sutiaji yang menyampaikan jika Kota Malang dengan Kota Yogyakarta, memiliki kemiripan atau persamaan.
“Statement beliau yang menyampaikan Kota Malang memiliki kemiripan dengan Kota Yogyakarta, itu menimbulkan persoalan baru. Yang mana kesamaannya?” jelasnya.
GW menegaskan, statement Kota Malang dengan Kota Yogyakarta memiliki kemiripan tersebut dinilai dari sisi yang mana?
“Kalau menganggap ada kesamaan, itu dalam konteks apa? Kalau dari historis, jauh antara Yogyakarta dengan Malang. Dari konteks karakter sosial, desain konstruksi bangunan yang banyak kesamaan itu apa?” tandasnya.
Untuk itu, lanjut GW, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang bersama DPRD Kota Malang berani membangun komunikasi yang elegan, agar permasalahan-permasalahan yang timbul dapat teratasi.
“Bangunan komunikasi yang lebih elegan, jangan hanya berkacamata dari sisi penguasa. Tapi jadilah pemimpin. Jangan berbicara sebagai penguasa. Jadilah pemimpin yang demokratis. Pemimpin demokratis itu yang mau dan mampu berdialog dengan semuanya. Ini yang mesti dilakukan,” pungkasnya. (Ra Indrata)