Malang Post – Impian masyarakat Kota Batu memiliki pasar modern segera terwujud. Pembangunan sudah dimulai Rabu (9/2/2022) ditandai penekan tombol sirine penancapan tiang pancang atau groundbreaking sedalam 8 meter oleh Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko.
InsyaAllah pembangunan butuh waktu 16 bulan. Jika selesai, pasar induk itu pun berganti naman menjadi Pasar Induk Among Tani.
“Hari ini impian itu mulai terlihat (memiliki pasar representatif.red). Saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya bagi semua yang sudah mendukung dan mendoakan pembangunan pasar ini. Juga kepada Diskumdag (Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan) dan DPKP (Dinas Permukiman Kawasan Perumahan dan Pertanahan) yang sudah bekerja maksimal,” tutur Dewanti Rumpoko.
Ia juga menyampaikan rasa terimakasihnya kepada Pemerintah Pusat yang sudah membantu mewujudkan mimpi masyarakat Kota Batu dengan mengucurkan anggaran Rp 200 miliar untuk pembangunan pasar.
“Pemerintah pusat sudah menganggarkan Rp 200 miliar. Tapi setelah lelang tender disepakati dengan harga Rp 151 miliar. Ini berarti sudah ada efisiensi sekitar 49 miliar,” beber Dewanti.
Usai pemasangan tiang pancang, Dewanti menyampaikan pilihan nmaa Pasar Induk Among Tani bukan semata-mata tercetus begitu saja. Pilihan nama itu sudah melalui proses musyawarah dengan seluruh stakeholder di Pemkot Batu dan para kepala desa.
“Walaupun saat ini Kota Batu sudah menjadi kota wisata, 70 persen penduduknya masih berprofesi sebagai petani. Oleh sebab itu, nama Among Tani kami pilih untuk menjadi monumen yang monumental bagi masyarakat Kota Batu,” jelas ibu dari tiga orang anak ini.
Mengenai manajemen pengelolaan pasar, masih akan dikaji dikelola UPT Pasar atau membentuk PD Pasar. Karena itu, selama proses pembangunan, kata Dewanti, dilakukan koordinasi dengan orang-orang yang berkompeten.
“Yang jelas, jam operasional di Pasar Induk Among Tani akan mengalami perbedaan dibanding sebelumnya. Jika sebelumnya sore sudah tutup, di pasar baru nanti akan beroperasi selama 24 jam. Di lantai 3 akan ada foodcourt yang buka hingga malam hari,” jelas dia.
Dewanti berharap, proses pembangunan berjalan lancar, sukses dan semuanya selamat. Lalu pasarnya bisa digunakan dan dimanfaatkan oleh pedagang dengan sebaik-baiknya. Sehingga bisa mensejahterakan perekonomian warga Kota Batu.
Kepala DPKP Kota Batu, Bangun Yulianto menyampaikan, Pasar Induk Among Tani akan mengusung konsep green building. Berdiri tiga lantai, dengan rincian luas lantai satu 14.900,62 meter persegi, lantai dua 14.143,63 meter persegi dan luas lantai tiga 6.032,86 meter persegi. Luas total lahan di pasar tersebut 44.525 meter persegi dan total luas bangunan 33.316,6 meter persegi.
“Struktur bangunan pondasi akan menggunakan tiang pancang di 1.062 titik. Di Pasar Induk Among Tani akan terdapat 443 unit los dan 1.767 unit kios. Selain mengusung konsep green building pasar itu juga ramah difabel dan ramah anak,” sebut dia.
Kepala Balai Prasarana Permukiman Jatim, Muhammad Reva menyampaikan, secara umum pihaknya tak mengalami kesulitan dalam pembangunan pasar tersebut. Apalagi saat ini lahan sudah clean and clear. Pihaknya juga sudah melakukan pengecekan laboratorium kondisi tanah.
“Mengenai kontur tanah yang miring, pembangunan akan tetap mengikuti desain yang sudah disepakati. Untuk menyesuaikan kontur tanah juga akan dilakukan proses cut and field,” katanya.
Sementara itu, Dirjen Prasarana Strategis Kementerian PUPR, Esi Asiyah berpesan agar seluruh pihak terus bekerjasama untuk mensukseskan pembangunan Pasar Induk Among Tani. Dia menilai, pasar yang saat ini tengah dibangun merupakan pasar yang luas dan mampu menampung banyak pedagang.
“Sistem pengelolaan harus menjadi perhatian ketika pasar ini sudah beroperasi. Tentunya harus ada manajemen yang profesional. Terutama dalam hal kenyamanan dan keselamatan,” ujar dia. Karena pasar itu mengusung konsep green building, dia menekankan untuk sistem pengelolaan sampah dan limbah harus benar-benar diperhatikan. (adv)