Malang Post – Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus kencang ikat pinggang ditengah badai persebaran Covid-19 varian Omicron yang begitu masif. Agar Covid-19 varian itu bisa dikendalikan, Pemprov Jatim mengajak seluruh jajaran Forkopimda provinsi serta kabupaten/kota melakukan rapat koordinasi (rakor).
Rakor percepatan penanganan Covid-19 yang dihadiri seluruh Forkopimda kabupaten/kota se Jatim itu berlangsung di Hotel Singhasari, Kota Batu, Selasa (8/2). Rakor itu dilakukan guna memantabkan penanganan Covid-19 di Jatim dan memastikan sinergitas antar Forkopimda berjalan baik.
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa menyatakan, selain forkopimda yang harus terus bersinergi. Dalam penanganan pandemi Covid-19 juga harus melibatkan dan memaksimalkan elemen-elemen pentahelix. Guna melakukan antisipasi dan mitigasi terjadinya lonjakan Covid-19 utamanya varian Omicron.
“Pada dasarnya kami juga mewaspadai Covid-19 varian apapun. Karena saat ini di Jatim juga masih tersebar varian Delta. Namun transmisi varian Omicron masih lebih cepat dibandingkan varian Delta. Sehingga perlu kewaspadaan lebih,” ujar Khofifah, kemarin.
Gubernur meminta, dalam percepatan penanganan Covid-19 perlu dilakukan percepatan vaksinasi. Mulai dari anak-anak usia 6 tahun hingga lansia. Sebab itu, Khofifah meminta bagi relawan vaksinasi yang sebelumnya pernah tergabung dalam tim vaksinasi, bisa ikut bergabung kembali.
Lebih lanjut, dalam percepatan penanganan Covid-19 kali ini, pihaknya berkeinginan untuk menyeimbangkan antara kondisi ekonomi dan perlindungan masyarakat dalam hal kesehatan. Karena itu, Khofifah meminta kepada seluruh elemen, mulai dari pelaku bisnis, wisata, hotel, resto, perkantoran, industri dan lain sebagainya untuk menugaskan orang yang bisa dipercaya untuk mengawasi aplikasi PeduliLindungi.
“Untuk mempertebal disiplin protokol kesehatan (prokes) di dalam masyarakat. Polda Jatim sudah meluncurkan tim Pamor Keris 24 Januari lalu. Dimana tim gabungan antara TNI/Polri akan berkeliling menggunakan sepeda motor untuk menertibkan masyarakat yang tidak disiplin prokes,” ujar dia.
Khofifah juga mewanti-wanti kepada seluruh masyarakat agar tetap mematuhi prokes 5M. Sedangkan bagi jajaran forkopimda di kabupaten/kota harus terus menggencarkan 3T (Tracing, Testing dan Treatment) bagi masyarakat yang melakukan kontak erat dengan pasien terkonfirmasi Covid-19.
“Dalam pelaksanaan 3T seluruh sektor harus bersatu padu. Mulai dari tingkat provinsi hingga desa/kelurahan. Apalagi di tingkat desa/kelurahan ada 4 pilar terdiri dari babinsa, babinkamtibmas, kades/lurah dan bidan desa yang harus menjadi bagian startegis untuk melakukan tracing,” katanya.
Dia menegaskan, ketika ada seorang yang terkonfirmasi positif Covid-19, minimal 15 orang yang melakukan kontak erat harus di tracing. Kebijakan tersebut diambil untuk menjaga seluruh masyarakat agar tetap aman. “Saat ini banyak pasien tanpa gejala yang tetap menjalankan aktivitas karena ketidaktahuan. Mereka tetap melakukan mobilitas kemana-mana. Padahal ini sangat membahayakan dirinya maupun orang lain,” jelas dia.
Kerena itu, perlu dilakukan tracing bagi masyarakat yang kontak erat dengan pasien Covid-19. Kemudian dilakukan testing, jika hasilnya positif maka langsung dilakukan treatment. Dengan adanya hal itu, maka akan lebih cepat memberikan rasa aman dan nyaman bagi lingkungan setempat.
“Untuk pasien dengan gejala ringan atau tanpa gejala bisa melakukan isolasi di Isoter. Namun jika kondisi rumah memungkinkan untuk melakukan Isoman, seperti memiliki kamar tidur dan kamar mandi sendiri dipersilahkan untuk melakukan Isoman. Sedangkan bagi pasien gejala berat harus dirawat di Rumah Sakit,” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyampaikan, total kasus aktif Covid-19 per hari Selasa kemarin di Kota Batu tembus 62 pasien. Sedangkan untuk kasus aktif secara kumulatif tercatat ada 3195 pasien. Dadi jumlah tersebut, 2867 pasien dinyatakan sembuh dan 266 pasien meninggal dunia.
“Dari total 62 pasien aktif tersebut, 12 diantara dilakukan perawatan di RS. Lalu ada 42 orang menjalani perawatan di Isoter dan sembilan orang melakukan Isoman. Sementara dari ketersediaan 28 bed ICU, saat ini hanya terpakai satu bed saja. Lalu untuk ketersediaan bed Isolasi dari total 141 bed terpakai lima bed,” beber dia.
Disisi lain, Dewanti juga mengungkapkan, untuk capaian vaksinasi dosis pertama di Kota Batu sudah tembus 110,69 persen atau tembus 182.556 jiwa. Sedangkan vaksinasi dosis ke dua sudah tembus 94,82 persen atau 156.395 jiwa. Sementara untuk vaksinasi dosis ke tiga baru mencakup 3.073 jiwa.