Malang Post —- Ada yang menarik pada hari terakhir rapat pimpinan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang yang berlangsung di akhir pekan kemarin.
Adalah kehadiran kyai, sekaligus panutan KH Mas Mansyur. Berkesempatan hadir memberi wejangan kepada para pimpinan UIN Maliki Malang.
KH Mas Mansyur menyampaikan, tidak ada yang tidak mungkin bagi UIN Maliki, untuk meraih cita-citanya menjadi universitas bertaraf internasional. Namun, sudah pasti ada syaratnya.
Dibeberkan tiga hal yang harus dipenuhi. Yakni gelem (ada kemauan), bermusyawarah dan belajar Iqro (membaca).
Kyai asal Surabaya itu menjelaskan, UIN Maliki harus “gelem” (bahasa Jawa). Artinya, mau atau ingin atau punya kemauan.
Dalam hal ini, yang dimaksud adalah harus memiliki kemauan atau mempunyai keinginan yang kuat dan sungguh-sungguh atas apa yang ingin dicapai.
UIN Maliki harus memiliki tekad yang kuat dan fokus, pada tujuan untuk menjadi kampus unggul bereputasi internasional.
“Jika ingin cita-cita itu tercapai, maka UIN Maliki harus benar-benar berkemauan dengan tekad kuat. Dan fokus untuk menuju Kampus Islam bertaraf Internasional,” ungkapnya.
Kedua adalah, bermusyawarah. Ini sangatlah dibutuhkan dalam berorganisasi atau dalam sebuah lembaga.
Sebab, musyawarah bertujuan menyatukan berbagai komponen kampus. Mulai dari pimpinan sampai pada seluruh warga kampus lainnya.
Termasuk pemikiran dan inisiatif yang positif dalam satu visi dan misi. Demi kemajuan dan perkembangan akademik di masa depan.
“Musyawarah itu sangat dibutuhkan. Apalagi untuk menggapai cita-cita besar universitas. Karena bisa saling mendukung, bersatu dan maju bersama,” paparnya.
Kemudian yang ketiga, adalah belajar dengan Iqro. Yang dimaksud dalam hal ini adalah belajar untuk membaca.
Tentu, dengan membaca akan menambah dan memperluas wawasan yang dimiliki. Karena itu, meskipun UIN Maliki telah banyak memiliki dosen yang bergelar Guru Besar serta dengan title akademik lainnya, namun proses untuk belajar harus tetap dilakukan.
Selain itu, potensi yang dimiliki tentunya juga harus dimanfaatkan sebagai upaya pengembangan lembaga. Dalam hal ini, upaya menuju World Class University.
“Manusia harus memanfaatkan (title atau kemampuan.red) untuk tujuan yang bagus,” pungkasnya. (yan)