Malang Post – Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) menggelar seminar kebangsaan. Temanya: Meneguhkan Sikap Nasionalisme Demi Menjaga Ideologi Bangsa dalam Menghadapi Era Society 5.0.
Dilaksanakan Senin (10/1/2021) di aula Sarwakiti Kampus Unikama Jl S Supriadi No.48, Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
Tampak hadir Rektor Unikama Dr. Pieter Sahertian, M.Si., beserta jajarannya. Kemudian Walikota Malang Drs H Sutiaji, lperwakilan Polresta Malang.
Ketua BEM Unikama, Resa Carmila Youlanda menjelaskan. Tujuan acara ini adalah pembekalan bagi mahasiswa, agar memahami ideologi bangsa
Harapannya setiap mahasiswa lebih meneguhkan sikap nasionalisme. Demi menjaga ideologi bangsa dalam menghadapi era Society 5.0.
Sementara itu, Rektor Unikama Dr. Pieter Sahertian, M.Si., menjelaskan. Kepedulian mahasiswa dalam menjaga sikap nasionalisme dan meneguhkan ideologi bangsa, tentunya sangat dibutuhkan. Sebab, dari merekalah keberlanjutan bangsa ke depan ditentukan.
Apalagi dengan adanya kemajuan globalisasi seperti ini. Hendaknya wajib menjaga ideologi bangsa melalui norma-norma kebangsaan dan mengangkat cita-cita para pendahulu.
“Saya apresiasi sebesar-besarnya untuk seminar ini. Karena melalui seminar semacam ini, akan muncul bagaimana membuat wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila tetap menggelora,” ujar Rektor Pieter.
“Pancasila bukan hanya jadi living ideologi, tapi juga working ideologi. Harus dikerjakan. Ini yang jadi PR besar mahasiswa. Karena siapa lagi yang akan melanjutkan kalau bukan dari penerus bangsa. Ini menjadi harapan kita semua,” tegasnya
“Mahasiswa harus sering diskusi. Sehingga Pancasila tak hanya sekedar ideologi Tetapi juga harus diimplementasikan,” ucapnya.
Ia juga berharap, sepulang dari seminar ini, bukan hanya mengerti. Akan tetapi bisa memahami dan menjalankan apa itu cinta tanah air dan menjaga NKRI.
Walikota Malang Drs H Sutiaji, sebagai keynote speaker menyampaikan, Pancasila merupakan aset bangsa yang tak dimiliki bangsa lain.
“Dengan pancasila, Indonesia yang memiliki keberagaman agama, suku, budaya bisa tetap utuh hingga saat ini. Kedepan indonesia di gadang-gadang akan menikmati bonus demografi”, tegasnya.
Sutiaji juga mengajak generasi muda untuk melek teknologi informasi. Agar tak tertinggal dari negara maju. Ia juga mengajak generasi muda untuk menciptakan peluang sebesar-besarnya dalam era society ini.
Kebetulan di Kota Malang adalah salah satu kota dengan julukan kota pendidikan. Tentu banyak pemuda-pemudi mencari ilmu di sini. Oleh sebab itu, seminar kebangsaan seperti ini sangat diperlukan.
“Kemudian kita memasuki era disrupsi besar saat ini. Dimana jaman serba digitalisasi. Pandemi juga mengharuskan kita serba mengunakan kemajuan teknologi, seperti halnya kenaikan pesanan antar siap saji dan lainnya,” lanjut Sam Aji.
Oleh sebab itu, banyak tantangan hadir di era digitalisasi seperti saat ini. Kemudian sosmed, jangan sampai dijadikan sumber keburukan, menjelekkan orang, fitnah hoax dan lainnya.Ini adalah sisi negatif kemajuan teknologi.
CEO Tugu Media Grup, Irham Thoriq sebagai pemateri Seminar Kebangsaan itu menuturkan. Saat ini, eranya kolaborasi. Sebab dengan berkolaborasi, pencapaian tujuan sebesar apapun akan lebih mudah diraih.
“Kolaborasi adalah kunci sukses dalam membangun apapun. Karena gak ada satu orang pun yang sempurna,” tuturnya.
Dia juga mengajak mahasiswa untuk aktif membangun kolaborasi maupun relasi. Sehingga masa depan cerah akan lebih mudah diraih.
“Berdasarkan pengamatan saya, sebagai aktivis di kampus dulu, saat berkarir, lebih moncer daripada mahasiswa yang kuliah pulang, kuliah pulang,” pungkasnya. (M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)