Malang Post – Selain berkomitmen untuk terus melindungi masyarakat dari peredaran barang illegal, Kanwil BC Jatim II juga berkomitmen untuk memulihkan ekonomi Indonesia agar dapat bertahan dan bangkit dari tekanan akibat pandemic COVID-19 melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menyiapkan program relaksasi dan kemudahan baik prosedural maupun fiskal untuk mendorong kinerja ekspor dan mendukung pertumbuhan ekonomi.
Untuk memperkuat sinergi bersama instansi Kementerian Keuangan lainnya, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) juga ikut berperan aktif dalam berbagai joint program untuk mencapai target penerimaan negara.
Salah satunya dilakukan Kanwil BC Jawa Timur II, melalui Asset Liability Committee (ALCo) untuk melakukan update terkait penerimaan sekaligus analisis tingkat regional yang didesain dengan tata kelola terintegrasi dengan cross functions Kementerian Keuangan bersama Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Output yang diharapkan dari ALCo regional ini, khususnya dari DJBC adalah menyampaikan analisis isu lokal baik dari segi penerimaan maupun gambaran kondisi sektor ekonomi yang utamanya mitra DJBC melalui kegiatan ekspor impor, cukai, maupun pengguna fasilitas.
Secara garis besar, melalui program ini dapat dianalisa bahwa ekonomi Jawa Timur Triwulan III 2021 menunjukkan kinerja positif dengan agregat PDRB ADHB mencapai Rp624,87 Triliun. Capaian ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,26% (qto-q) atau 3,23% (y-on-y) sehingga secara kumulatif ekonomi Jawa Timur tercatat tumbuh sebesar 3,20 %.
Capaian tersebut ditopang pemulihan aktivitas ekonomi di masyarakat yang perlahan tapi pasti mulai menggeliat. Seiring dengan pemulihan ekonomi global dan domestik, kinerja perekonomian Jawa Timur sepanjang tahun 2021 diperkirakan lebih tinggi dibanding tahun 2020.
Mulai menggeliatnya aktivitas ekonomi antar negara di Jawa Timur juga ditandai antara lain dengan masuknya Investasi pada Q3 2021 yang mencapai Rp18 triliun, meliputi PMA sebesar Rp5,4 triliun dan PMDN sebesar Rp12,5 triliun.
Selain itu,membaiknya kinerja ekspor Jawa Timur pada November 2021 sebesar 16,07% (m-to-m) & 35,25% (y-on-y) dan kinerja impor sebesar 12,89% (m-to-m) & 59,29% (y-on-y) juga memberikan sinyal positif menggeliatnya aktivitas ekonomi di Jawa Timur.
Neraca perdagangan di Jawa Timur s.d November mengalami defisit sebesar USD 663,03 juta. Import di Jatim didominasi oleh Bahan Baku/Penolong (69,72%) dan Barang Konsumsi (24,67%). Berdasarkan komoditas, impor di Jawa Timur masih didominasi oleh industri bahan bakar dan minyak bumi (sektor migas) yang mencapai 12,93%.
Ekonomi Jawa Timur juga ditopang peningkatan daya beli masyarakat yang semakin baik. “Baik karena geliat aktivitas ekonomi, maupun intervensi pemerintah melalui program PC-PEN yang hingga November 2021 telah mencapai Rp27,16 Triliun,” jelas Oentarto.
Program PEN telah menjangkau peningkatan dayabeli tidak kurang dari 6.04 juta KPM, 1.4 juta pekerja program Kartu Prakerja, 1,9 juta Pelaku Usaha dan terpekerjakannya tidak kurang dari 81.710 Naker yang dijangkau program prioritas (Padat Karya).
Perkembangan positif juga terjadi pada penyaluran Kredit Program yang hingga November 2021 berhasil menjangkau 1,53 Juta debitur (tumbuh 24,55%) dengan nilai penyaluran sebesar Rp46,58 Triliun (tumbuh 47,34% dibandingkan periode yang sama TAYL).
Signifikansi pertumbuhan usaha UMKM yang ditunjukkan melalui meningkatnya jangkauan fasilitas kredit dimaksud, diyakini mampu menopang daya beli masyarakat dan/atau tingkat konsumsi rumah tangga di Jawa Timur.
Berhasilnya pengendalian pandemic Covid-19 di Jawa Timur, dan aktivitas ekonomi yang meningkat baik masyarakat dan badan usaha, mendukung perkembangan ekonomi di Jawa Timur.
Hal ini memicu optimisme capaian pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Q4 sesuai target dalam RKPD Perubahan TA 2021 pada kisaran 4,07 s.d 5,07%. BI Perwakilan Jawa Timur memproyeksikan perekonomian Jawa Timur TA 2021 sebesar 3,2 s.d 4,0%.
“Kanwil BC Jatim II berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja dan pelayanan bagi pengguna jasa,” urai Kakanwil BC Jatim II, Oentarto Wibowo dalam rilis pers Selasa (22/12/2021) siang.
Kanwil BC Jatim II juga siap mendorong dan memfasilitasi perusahaan yang memiliki potensi untuk mendorong kegiatan ekspor, sesuai dengan agenda program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). (yan)