Malang Post – Hari Ibu, adalah hari peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu. Baik dalam keluarganya, untuk suami dan anak-anak, maupun bagi lingkungan sosialnya.
Peringatan Hari Ibu, sesungguhnya penghargaan bagi semua perempuan Indonesia. Atas peran dan kontribusinya bagi Agama, Keluarga, Masyarakat, dan Negara.
Tentu banyak juga perempuan karir hebat yang notabene juga menjadi ibu. Salah satunya drh Dyah Ayu Oktavianie A.P., M. Biotech. Kini dipercaya menjabat Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Malang.
Dia mengawali karir sebagai Dosen di Universitas Brawijaya akhir tahun 2008. Termasuk salah satu dosen pertama di Fakultas Kedokteran Hewan UB, yang berdiri pertengahan 2008, dengan nama Program Kedokteran Hewan (PKH).
Tahun 2016, PKH UB beralih status menjadi Fakultas Kedokteran Hewan. Saat itu, drh. Dyah Ayu Oktavianie A.P., M. Biotech dipercaya menjadi Wakil Dekan Bidang Akademik hingga 2020.
Kini, dokter Dyah, sapaan akrabnya, mendapat amanah sebagai Dekan FKH UB, meneruskan pendahulunya Prof. Dr. Aulanni’am, DVM, DES yang sekarang menjabat sebagai Wakil Rektor I UB.
Sebagai pimpinan di FKH UB sekaligus ibu, Dyah tidak hanya punya kewajiban mendidik di rumah. Namun juga menjadi ibu di kampus.
Sehingga Dyah, tidak sekedar mengajar. Namun, mendidik dengan hati. Karena melalui hati, mahasiswa akan lebih mengingat dan meneladani ilmu yang diberikan.
Sebagai perempuan karir, kepadatan aktivitas tidak bisa dipungkiri. Namun, sebagai ibu rumah tangga sebisa mungkin, Dyah tidak meninggalkan tugas mendidik anak dan berbakti pada suami.
“Prinsip saya, keluarga menjadi fokus utama. Maka segala sesuatu akan lebih mudah dikerjakan”, tuturnya ramah.
Perempuan kelahiran Boyolali ini, menambahkan. Menjadi perempuan karir sekaligus ibu rumah tangga itu, bukan pilihan. Tapi untuk dilaksanakan. Sehingga, sebisa mungkin berjalan beriringan. Tapi kesuksesan perempuan pasti ada laki-laki di sampingnya, begitu pula sebaliknya. Sebab kesinambungan kolaboratif antar laki-laki dan perempuan ini penting.
“Perempuan dalam mendorong sektor ekonomi dan pembangunan itu kontribusinya besar”, ujarnya.
Perihal di kampus FKH UB sendiri, etika dirasa penting diberikan pada mahasiswa. Karena di era milenial seperti ini, tentu etika wajib dipegang teguh bagi calon penerus masa depan. Sehingga kedepan mereka tidak hanya pintar dan intelek saja. Akan tetapi secara etika moral pun wajib dimiliki.
“Selamat Hari Ibu kepada semua ibu di muka bumi. Jadilah ibu yang terhormat dengan menjaga pikiran, perkataan dan perbuatan. Tentu saya pun masih belajar menjadi wanita karir yang bisa memberikan kontribusi terbaik bagi institusi dan ibu yang baik bagi keluarga,” lanjutnya.
“Pesan saya, selalu mendahulukan keluarga. Karena sehebat apapun kiprah kita di luar, kodrat kita adalah sebagai wanita dan juga ibu yang baik, bagi anak-anak dan keluarga di rumah,” pesan Dyah.
“Kebanggan terbesar seorang ibu adalah ketika bisa mendidik anak menjadi apa yang kita harapkan. Sebagai sosok yang menginspirasi lebih hebat dari kita,” urainya.
Peran ibu di masa pandemi juga luar biasa, yaitu dengan menjaga kesehatan keluarga dan memantau gizi. Termasuk yang mengatur suplemen daya tahan tubuh di rumah itu adalah ibu.
“Di kampus pun, saya menerapkan hal yang sama. Apalagi fakultas kami berkaitan dengan bidang kesehatan. Tentu di masa pandemi ini, jangan menjadi resiko. Penerapan protokol kesehatan saar berkegiatan, wajib kita ingatkan kepada staf, dosen dan lainnya. Termasuk jika ada kegiatan atau even yang bersifat luring, kita perhatikan betul prokesnya,” kata Dyah.”
Untuk itu, peringatan Hari Ibu menjadi penghargaan yang patut diberikan kepada para ibu di dunia. Ibu di masa kemerdekaan, telah berjuang dan berjasa dalam membangun kesadaran bernegara. (yan)
Caption1: drh. Dyah Ayu Oktavianie A.P, M. Biotech bersama suami dan anak tercinta.
Caption2: