
Malang Post – Unisma, salah satu perguruan tinggi unggulan yang bisa dibilang, dari masa ke masa perkembangannya cukup pesat. Kerja sama baik dengan perguruan tinggi, sektor perbankan, BUMN, Pemprov Jatim, Pemkot/Kab Malang juga UMKM sudah dilakukan.
Hebatnya, kali ini Universitas Islam yang dipimpin Rektor Prof. Dr. H. Maskuri, M.Si. tersebut juga merambah kerjasama dengan BNPT dan Pemkab Malang.
Penandatanganan dilakukan, Selasa (14/12/2021) bertempat di gedung Pasca Sarjana lantai 7 Unisma Malang.
Tujuan kerjasama ini, untuk membentuk wilayah kawasan yang dimanfaatkan program deradikalisasi. Ini salah satu amanah undang-undang dalam bidang pencegahan radikalisasi. Terdapat tiga hal, yaitu membangun kesiapsiagaan semua pihak, kontra radikalisasi dan deradikalisasi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Pol. Dr. Boy Rafli Amar, M.H, menyampaikan. Program deradikalisasi merupakan program yang dilakukan di dalam Lapas maupun di luar Lapas.
Salah satu bentuk hidup kreatif yang dikembangkan adalah dengan membangun sebuah kawasan yang disebut sebagai Kawasan Khusus Terpadu Nusantara (KKTN).
Diharapkan bagi eks-narapidana terorisme (eks-napiter) dan masyarakat kelompok rentan lainnya, dapat menjadi lokasi proses reintegrasi kepada masyarakat.
“Ini adalah kelanjutan pembicaraan program-program berkaitan dengan pembinaan terhadap eks narapidana teroris,” ujar Boy Rafli. Boy mengungkapkan, alah satu program pembekalan kepada eks napiter, adalah bidang usaha mikro kecil menengah (UMKM). Nantinya, para eks napiter tersebut akan mengembangkan unit usaha melalui koperasi yang sudah disiapkan.
“Koperasi ini nanti akan ada di lahan yang disediakan oleh Pemkab Malang. Akan kami manfaatkan untuk Program Wadah Akur Rukun Usaha Gelorakan atau ‘Warung’ NKRI,” ujarnya Warung NKRI tersebut, rencananya akan dibangun di wilayah Turen, Kabupaten Malang..Sudah dikelola dengan baik oleh Pemkab Malang dan Unisma sebagai tim akademisi. Agar kawasan tersebut segera dapat digunakan.

“Di sisi lain, pertemuan ini juga dalam rangka menindaklanjuti upaya membangkitkan ekonomi di Kabupaten Malang. Melalui kerjasama antara Pemkab Malang bersama BNPT dan Universitas Islam Malang,” pungkasnya.
Bupati Malang Drs HM Sanusi MM menyampaikan, pihaknya menyambut baik dan menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak. Khususnya BNPT dan Unisma. Hingga Pemkab Malang dapat melaksanakan salah satu agenda penting dalam pembangunan, yang berhubungan dengan penanggulangan terorisme dan radikalisme.
“Semoga dengan adanya penandatanganan kesepakatan bersama ini, ke depan semakin meningkatkan kerjasama dan sinergitas diantara kita semua. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai,” ucap Sanusi
Sementara itu, Prof Maskuri, mengajak semua pihak bersyukur. Unisma dipercaya sebagai salah satu tuan rumah kerjasama ini.
“Saya bersukur Unisma didatangi empat jendral beserta jajaranya. Kemudian Bupati Malang Abah Sanusi beserta jajaran. Wabil khusus teman-teman dari akademisi Unisma”, tuturnya bangga.

Seperti diketahui Unisma adalah pelopor kampus anti radikalisme. Bahkan sudah diresmikan oleh Wakil Presiden RI. Bahkan akan dibukukan oleh akademisi.
Mahasiswa yang masuk, juga menandatangani pernyataan bersedia mengikuti aturan Unisma. Yaitu kampus moderat, kampus harmoni, kampus toleran dan kampus yang alumni serta akademisinya proporsional dalam mengembangkan amar ma’ruf nahi munkar. Sesuai prinsip para ahli sunah wah jamaah dan prinsip Nahdatul Ulama yang selalu dijadikan prinsip dan dikibarkan di kampus.
“Kita juga menabuh genderang sebagai kampus moderasi beragama, kampus multikultural yang mempertahankan kebinekaan tunggal ika, cinta NKRI dan dihuni mahasiswa berbagai macam suku anak bangsa dan berbagai macam agama”, tegas Maskuri.
Unisma bukan hanya pelopor kampus toleran. Tetapi juga kampus multikultural dengan 34 provinsi masyarakat Indonesia telah menitipkan putra-putrinya. Bahkan 36 negara juga menitipkan putra-putrinya. Sehingga Unisma menciptakan ambasador di masing-masing provinsi dan negara untuk menerapkan toleransi.
Kegiatan kampus tidak akan terlewat soal siraman-siraman moderasi, harmonisasi dan pentingnya menjaga NKRI, menjaga kebinekaan tunggal ika.
Kerjasama ini, sesuai hasil riset para dosen. Diharapkan berguna bagi masyarakat.
Termasuk kerjasama dalam konsep “Warung NKRI”.
Pihak Unisma akan menerjunkan tim ahli untuk membantu penyusunan masterplan terkait pembuatan KKTN, dengan memanfaatkan lahan 15 hektare tersebut.
Pihaknya sudah memiliki gambaran KKTN. Di dalamnya akan diisi kegiatan di bidang peternakan, pertanian, perikanan dan koperasi.
“Kemudian juga ada ruang untuk melakukan kajian-kajian bersama. Karena apapun ini, kan akademik ya, yang di Unisma termasuk pendidikan dan pelatihan yang di situ, ya tersentral,” tutur Maskuri.
Nantinya, jajaran dosen dan mahasiswa akan dilibatkan untuk mengembangkan KKTN. Karena dengan program Merdeka Belajar, Kampus Merdeka akan mendapatkan momentum yang tepat.
“Semoga dengan nota kesepahaman ini, bisa menjadi ikon dan kebanggaan Kabupaten Malang. Kolaborasi ini, merupakan kebanggaan bagi kami. Maka dengan Bismillah, kita dari selalu siap, baik melalui prodi pertanian, kedokteran dan prodi apapun itu. Saya menugaskan teman-teman di Unisma untuk selalu siap bila dibutuhkan,” pungkas Maskuri. (yan)