Malang Post — Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali memperluas kerja samanya. Kali ini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Kampus Putih menggandeng Industri dan Dunia Kerja (Iduka) dan SD-SMA sederajat di Malang Raya. Dalam rangka mengembangkan sumber daya manusia.
Dilakukan juga sharing session, terkait pembelajaran STEAM. Dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Suwarjana, SE., M.M dan Rektor UMM Dr. Fauzan, M.Pd gelaran dilaksanakan Kamis (18/11/2021) di Hotel Klub Bunga Butik Resort.
Suwarjana menyambut baik langkah kerja sama yang dibangun UMM. Apalagi pengembangannya tidak hanya dalam aspek keilmuan saja. Tapi juga dari aspek praktek dengan menggandeng Iduka. Menurutnya, para siswa tidak hanya harus memahami ilmu semata. Tapi perlu pemahaman tentang hal-hal kontekstual.
FKIP tidak hanya menggandeng, tapi menjembatani sekolah dan Iduka. Apalagi mengingat beberapa sekolah Adiwiyata perlu memiliki sinergisitas yang baik. “Ini adalah praktek pengembangan jejaring yang luar biasa. Semoga bisa memberikan hasil dan dampak yang positif,” tegasnya.
Ia juga menekankan, pihaknya sangat mendukung upaya pengembangan sumber daya manusia. “Kami membutuhkan usaha-usaha semacam ini. Malang Raya juga merasa diuntungkan. Karena banyak perguruan tinggi ini. Kesempatan untuk mengembangkan SDM jadi sangat besar,” tuturnya.
Sementara itu, Fauzan mengatakan, UMM terus mendorong semua program studi untuk membangun Centre of Excellence (CoE) berbasis keunggulan masing-masing. Dari situ, munculah beragam kelas professional seperti sekolah unggas, sekolah udang, sekolah anggrek dan kelas khusus lainnya.
Prodi tidak bisa bergerak sendiri. Perlu kerja sama yang masif dengan para pelaku industri. “Ada dua visi yang ingin kami sematkan kepada para mahasiswa. Berhasil dalam aspek akademik sekaligus mampu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian bisa diwujudkan melalui berbagai pintu. Mulai dari peningkatan skill individu agar terserap di dunia kerja hingga pengembangan wirausaha,” ungkapnya.
Fauzan juga menuturkan. Dinas, perguruan tinggi, sekolah dan Iduka harus berpikir secara komprehensif. Terutama dalam upaya mengantarkan generasi muda calon pemimpin bangsa. Semakin baik persiapannya, maka akan semakin baik pula masa depan yang akan disongsong.
“Kini, bapak-ibu bukan lagi menjadi stakeholder saja. Tapi juga bagian dari pengembangan sumber daya manusia yang digalakkan olek FKIP UMM,” terang Fauzan.
Terkait dengan STEAM, Dekan FKIP UMM–Dr. Trisakti Handayani, M.M mengungkapkan. Pembelajaran harus diorientasikan pada teknologi dalam rangka menyiapkan generasi abad 21.
Menurutnya, pembelajaran STEAM merupakan pendekatan interdisipliner yang inovatif. Hal tersebut tidak lepas dari integrasi IPA, teknologi, teknik, seni dan matematika yang berfokus pada proses pemecahan masalah. Utamanya yang dihadapi di kehidupan nyata.
“Sistem ini dapat mengasah tingkat literasi para peserta didik. Selain itu, STEAM akan berguna dalam perkembangan kehidupannya serta menunjang kinerja yang kompetitif serta kolaboratif,” tuturnya mengakhiri. (yan)