Malang Post – Pemerintah Kabupaten Malang melalui Dinas Pendidikan menggelar kegiatan Lokakarya VII untuk para calon Guru Penggerak angkatan II.
Berkesempatan membuka acara tersebut, Suwadji Assisten I Administrasi dan Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat.
Suwaji mengatakan cukup bangga dan mengapresiasi atas kreatifitas para calon guru penggerak yang mampu mengarahkan dan melatih para siswa untuk menghasilkan karya seni yang begitu hebat.
Acara pembukaan lokakarya tersebut berlangsung di tiga lokasi hotel di Kota Malang, Sabtu 12-13 November 2021, dengan peserta mulai guru TK, SD, SMP, SMA.
Hadir juga Suwandi—Sekertaris Dinas Pendidikan, Ahmad Wachid Arief—Kepala Bidang Pendidikan SD, Slamet Ebud bersama tamu lain.
“Ini luar biasa apa yang dilakukan para guru penggerak. Mampu menggali bakat dan minat dari peserta didik atau siswa dalam sebuah karya yang nyata. Tentu ini tidak mudah, butuh kesabaran, ketelatenan dan juga daya kreativitas yang tinggi,” kata Suwaji, di salah satu Hotel di Kota Malang, Sabtu (13/11/2021).
Pihaknya tak menyangka ternyata banyak hasil karya seni yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah dari tingkat Paud hingga SMA yang begitu indah. Bahkan ada anak-anak SMP yang mampu membuat buku berisi karya puisi, novel dan juga buku sejarah kebudayaan.
“Kita juga temukan tadi melihat ada hasil karya siswa yang mampu membuat makanan olahan dari tanaman di lingkungan sekolah , anak-anak TK sudah bisa digali bakat dan minatnya dengan bimbingan para guru,” imbuhnya
Suwandi menambahkan, pihaknya mendorong agar festival yang menampilkan karya seni dari masyarakat Kabupaten Malang diperbanyak eventnya. Baik karya kebudayaan, kuliner dan juga karya yang bisa mendorong pariwisata dan perekonomian agar tumbuh pesat.
Para guru penggerak ini mampu menggali bakat dan minat dari peserta didik atau siswa dalam sebuah karya yang nyata. Tentu ini tidak mudah, butuh kesabaran, ketelatenan dan juga daya kreativitas yang tinggi.
Hasil karya siswa-siswi Kabupaten Malang mampu membuat makanan olahan ringan yang mengambil bahan mentahnya ada di lingkungan sekolah. Karena sejak kecil mereka sudah bisa digali bakat dan minatnya dengan bimbingan para guru.
Banyak hasil karya seni yang ditampilkan oleh anak-anak sekolah dari tingkat Paud hingga SMA yang begitu indah. Bahkan ada anak-anak SMP yang mampu membuat buku berisi karya puisi, novel dan juga buku sejarah kebudayaan Kebumen.
Para calon guru penggerak ini menempuh pendidikan selama sembilan bulan untuk sampai ditetapkan sebagai guru penggerak. Dari lokakarya 0 sampai lokakarya 6, para peserta calon guru penggerak ini sudah mendapatkan tiga modul materi tentang konsep pendidikan guru penggerak.
“Lokakarya 7 ini merupakan aksi nyata, dari hasil perenungan dan pembelajaran dari materi yang sudah disampaikan pada lokakarya sebelumnya. Setelah ini masih ada lokakarya 8 dan 9. Mereka akan diminta menyusun program atau ide ketika selesai menjadi guru penggerak, apa yang harus dilakukan karena mereka akan kembali ke sekolah masing-masing,” tambah Suwandi.
Pada angkatan II calon guru penggerak ini cukup bagus peminatnya di Kabupaten Malang. Untuk angkatan V yang sudah mendaftar sebagai guru penggerak sudah mencapai 1259 pendaftar.
Kompetensi calon guru di Lokakarya perdana sampai Lokakarya VII cukup baik. Karena mereka penerus para seniornya di dunia pendidikan agar mutu pendidikan kabupaten Malang menjadi lebih baik.
Diharapkan lokakarya ke 8 dan ke 9 kemampuan para guru menjadi guru penggerak yang luar biasa dan membawa perubahan pada dunia pendidikan yang lebih baik sesuai harapan semua pihak.
Sawitri Mardiyah, guru penggerak asal SDN Dampit 02 mengatakan, bahwa ada sembilan bulan dalam pembelajaran atau yang kita sebut PANEN RAYA yang disingkat Panen Hasil belajar selama tujuh bulan ke -7 diletakakan pada ke tujuh sebagai aksi nyata dengan menggambarkan hasil produk siswa .
Panen Raya aksi nyata dari belajar tiga modul. Yaitu, modul pertama filosofi Ki Hajar Dewantara. Modul kedua, pembelajaran defresiansi dan modul ketiga, pembelajaran yang berpusat kepada murid .
“Dari tiga modul aksi nyatanya penerapannya dengan menampilkan produk yang berpihak kepada siswa,” ujarnya.
Kelompoknya menampilkan produksi Wajak seperti membuat penyulingan tanaman serai dan dipusatkan di SMPN 1 Wajak.
“Kita mencari yang belum ada, dan warga menanam serai ini sebagai pembelajaran bagi siswa terdiri dari enam guru, ” ungkapnya.
Harapannya bisa memberikan kontribusi ekonomi bagi warga sekitar sehingga perekonomian masyarakat bisa naik kesejahteraannya. (yan)