![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2021/11/banjir-gintung-bulukerto-batu-tewas-3-scaled.jpg)
CEPAT TANGGAP: Petugas BPBD Kota Batu bersama warga Dusun Gintung RT 05 RW 04 Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji saat melakukan evakuasi korban tertimbun rumah. (istimewa)
Malang Post — Evakuasi dua orang korban banjir bandang yang tertimbun bangunan rumah di Dusun Gintung RT 05 RW 04 Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji menjadi titik fokus tim evakuasi. Terdiri dari BPBD, Tagana, DPKP, TNI/Polri, PMI dan Ormas.
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, pihaknya tengah memfokuskan evakuasi di titik tersebut. Ini bertujuan agar terduga korban bernama Feri (30) dan putrinya yang masih berusia 2 tahun bisa segera ditemukan.
“Malam ini kami akan memaksimalkan evakuasi terduga korban tersebut. Selain disini tadi di kawasan Jalan Dieng juga terdapat seorang peternak yang hanyut dan belum ditemukan,” ujar Punjul, Kamis (4/11/2021).
Berdasarkan hasil monitoring yang dia lakukan, untuk sementara waktu ini terdapat tiga orang yang dinyatakan hilang. Lalu terdapat sembilan orang yang mulanya hanyut, namun sudah dapat diselamatkan dengan kondisi luka ringan dan saat ini tengah menjalani perawatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
“Di Jalan Dieng banyak petugas kantor pajak yang hanyut. Mereka semua sudah bisa diselamatkan dan tidak ada korban jiwa,” katanya.
Peristiwa ini, menjadi perhatian pihaknya. Dia mengungkapkan situasi dan kondisi saat ini memang serba sulit. Karena saat ini Perhutani bisa bekerjasama dengan masyarakat, dimana hutan lindung yang merupakan kawasan tegakan bisa diganti dengan tanaman holtikultura.
“Situasi saat ini memang serba repot. Perhutani bisa bekerjasama dengan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa merubah kawasan hutan menjadi pertanian sayur,” beber Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso. Ini jelas menjadi dilema.
Selain faktor tersebut, dia mengungkapkan banjir bandang itu juga disebabkan karena ulah oknum yang tidak bertanggung jawab. Lantaran banyak oknum yang menebang pohon di hutan dan menimbunnya di dalam tanah.
“Banyak oknum tak bertanggung jawab. Mereka menebang pohon lalu ditimbun dalam tanah. Karena mereka takut jika dibawa turun ketahuan petugas. Dengan adanya pohon yang ditimbun itu ketika hujan akan menyumbat aliran air. Sehingga tak bisa berjalan dengan semestinya. Lalu pohon-pohon tersebut terbawa aliran air,” terangnya.
Terjadinya banjir bandang tersebut menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat. Tidak boleh meremehkan alam. Apalagi kondisi topografi Kota Batu berada di daerah perbukitan.
“Jika memang digunakan tempat usaha, maka jangan lupa memperhatikan terasiringnya. Tegakan yang ada juga jangan diambil. Sehingga kejadian seperti ini tak terjadi,” pintanya.
Disisi lain, untuk meringankan beban korban bencana banjir bandang tersebut. Pihaknya akan segera melakukan pendataan untuk mengetahui bantuan apa yang sangat dibutuhkan saat ini.
“Kami akan segera melakukan pendataan. Anggaran untuk bantuan juga sudah kami siapkan. Yakni melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang saat ini jumlahnya sudah ditambah di PAK 2021,“ katanya.
Selain banjir bandang di sejumlah kawasan Kecamatan Bumiaji dan Batu. Punjul juga mengungkapkan jika ada bencana alam lain yakni tanah longsor setinggi 30 meter di Kelurahan Temas. (yan)