
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko sesuai melaksanakan apel siap siaga bencana langsung melakukan pengecekkan alat-alat yang dibutuhkan saat bencana alam terjadi.
Malang Post – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi Kota Batu akan mulai memasuki musim penghujan pada pekan ini hingga akhir April 2021. Oleh karena itu, saat ini Kota Batu masuk dalam situasi siaga darurat.
Tercatat hingga pertengahan Oktober 2021, total bencana alam yang melanda Kota Batu mencapai 115 peristiwa. Angka tersebut lebih tinggi di bandingkan pada tahun 2020 lalu sebanyak 114 peristiwa bencana.
Rinciannya bencana tahun 2021, banjir terjadi 13 kali, longsor 85 kali, kebakaran 3 kali, tanah ambles 2 kali, retakan tanah 3 kali, gempa bumi 1 kali dan angin kencang 8 kali. Sedangkan untuk rincian bencana alam di tahun 2020, tanah longsor 59 kali, banjir 25 kali, angin kencang 21 kali, kebakaran bangunan 6 kali dan kebakaran sebanyak 3 kali.
Oleh karena itu, agar peristiwa fatal akibat bencana alam tak sampai merenggut korban jiwa. Jajaran Forkopimda Kota Batu mulai merapatkan barisan di detik-detik memasuki musim penghujan ini. Dengan melakukan apel siaga kesiapan penanggulangan bencana alam di Kota Batu. Apel itu dilakukan di Lapangan Polres Batu, Senin (25/10/2021).

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko menyatakan, apel tersebut bertujuan untuk memantapkan dan mensiapsiagakan personil dalam rangka membantu masyarakat menghadapi kemungkinan terjadinya bencana alam di wilayah Kota Batu.
“Kita semua harus selalu siap siaga dalam menghadapi dampak bencana yang bisa saja terjadi. Terutama saat pergantian musim dari kemarau menjadi penghujan.
Apalagi saat ini masih pandemi Covid-19, sehingga selain siap siaga menghadapi bencana juga wajib menekan angka persebaran Covid-19,“ ujar Dewanti, Senin (25/10).
Wanita 58 tahun ini menegaskan, penanggulangan bencana harus dilakukan dengan menggunakan prinsip dan cara yang tepat. Sehingga akibat dari bencana alam tak sampai berdampak buruk bagi para korban.
“Pada dasarnya, prinsip penanggulangan bencana alam adalah cepat dan tepat. Sehingga mampu meminimalisir korban dan kehilangan harta benda,” tuturnya.
Dia berpesan, saat menghadapi bencana alam, hal utama yang harus diprioritaskan adalah menyelamatkan manusia. Jika semuanya sudah dirasa aman, baru menyelamatkan harta benda.
“Koordinasi dan sinergitas antar instansi pemerintah dan masyarakat harus dilakukan secara terpadu dan saling mendukung. Selain itu juga harus berdaya guna, memanfaatkan waktu, tenaga dan biaya sebaik mungkin secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan dengan benar,” pintanya.
Sementara itu, Kapolres Batu, AKBP I Nyoman Yogi Hermawan menyampaikan, untuk meminimalisir dampak bencana, pihaknya telah menyiapkan sejumlah personel dari jajaran Polres Batu. Selain menyiapkan personel pihaknya juga menyiagakan sejumlah peralatan dan kendaraan.
“Dalam mengatasi bencana, kami siap membangun koordinasi lintas sektor guna membantu masyarakat yang terkena dampak bencana alam,” kata Kapolres Yogi.
Lebih lanjut, pihaknya menyatakan selalu siap membangun dan memelihara komunikasi dengan semua pihak.
“Kami selalu siap membangun komunikasi lintas sektor. Guna membantu masyarakat dalam hal mengatasi dampak bencana alam. Kami siap menggalang kekuatan jika sewaktu-waktu bencana alam terjadi,” tegas Yogi.
Setelah melalukan apel ini, pada hari Rabu mendatang, BPBD Kota Batu akan menggelar apel siaga darurat bencana memasuki musim penghujan tahun 2021-2022. Setelah melakukan apel BPBD juga akan melakukan reboisasi 1.250 pohon buah. (yan)