Malang Post — Kota Batu bakal menjadi sentra pembibitan jeruk purut di Indonesia. Hal ini menyusul permintaan ekspor jeruk purut yang sangat tinggi. Saat ini ekspor jeruk purut telah dilakukan rutin setiap bulan. Oleh karena itu, pengembangan jeruk perlu ditingkatkan hingga 1 juta bibit jeruk.
Ini bertujuan agar pengembangan komoditas holtikultura berbasis kawasan untuk mendongkrak ekspor hingga tiga kali lipat dalam bidang pertanian bisa tercapai.
“Kota Batu tak usah kau tanam jeruk purut. Cukup sediakan bibit saja di sini, untuk dikirim ke seluruh Indonesia. Dari Batu untuk Indonesia,” ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, saat berkunjung ke Kota Batu kemarin.
Dijadikannya Kota Batu sebagian sentra pembibitan jeruk bukan tanpa alasan. Menteri Pertanian berusia 66 tahun itu, ingin menjadikan Kota Batu sebagai lokomotif komoditas yang memiliki akselerasi ekspor.
“Di Kota Batu tak hanya digunakan untuk pembibitan jeruk purut saja. Namun jeruk manis asal Kota Batu rasanya juga luar biasa. Menurut kami jeruk Batu bisa bersaing dengan negara lain,” tegas dia.
Diketahui, jeruk purut yang bibitnya berasal dari Kota Batu, saat ini telah menjadi komoditi ekspor ke Eropa. Khususnya di negara Prancis dan Belanda yang permintaannya cukup besar.
“Kebijakan ekspor ini sesuai perintah presiden. Kami diminta, selain meningkatkan produksi untuk pemenuhan kebutuhan sendiri, juga harus melipatgandakan ekspor,” ujarnya.
Disisi lain, dia menekankan, gelar teknologi inovatif perbenihan jeruk bebas penyakit mendukung pengembangan kawasan yang diselenggarakan saat ini memiliki arti yang sangat penting. Lantaran, hari ini dan kedepannya pertanian adalah salah satu sektor yang bisa terus melakukan akselerasi perdagangan di masa pandemi.
Dengan kondisi saat ini, dunia dihadapkan dengan berbagai kontraksi perubahan iklim, sehingga sangat membutuhkan dukungan dari Indonesia yang iklimnya cenderung kondusif di bidang pertanian.
“Selain gelar teknologi dan ekspor ke beberapa negara, saya ingin memperkuat pengembangan budidaya berbasis ekspor dan integrator. Mulai hari ini, kami akan mengembangkan 1 juta bibit jeruk unggu dan saya ingin restoran di negara lain menggunakan jeruk dari Indonesia,” tegasnya.
Kepala Badan Litbang Pertanian Kementan, Fadjry Djufry menyatakan, pihaknya siap mengembangkan budidaya 1 jeruk unggulan dengan jenis tertentu yang memiliki potensi produksi dan ekspor tinggi. Dalam 5 tahun terakhir ini, Badan Litbang Pertanian Kementan telah menyebarkan 21,4 juta bibit jeruk bebas penyakit di seluruh wilayah Indonesia.
“Tahun ini Bapak Menteri Pertanian memilih beberapa jenis jeruk unggul untuk dikembangkan sebanyak 1 juta bibit. Jeruk purut salah satu jenis jeruk yang dikembangkan karena menjadi andalan ekspor,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, pihaknya juga akan turut ambil bagian dalam komoditi ekspor jeruk purut selain hanya menyiapkan bibit untuk Indonesia. Dengan cara turut menanam jeruk purut di Kota Batu.
“Memang petani jeruk purut di Kota Batu masih sedikit. Saat ini yang paling banyak adalah petani apel dan petani Jeruk Keprok Batu 55 yang merupakan iconnya Kota Batu,” ungkapnya.
Namun ketika melihat saat ini jeruk purut sudah masuk pasar ekspor. Maka petani Kota Batu juga akan turut menanam dan ambil peluang untuk bisa turut mengekspor jeruk purut.
“Di Kota Batu masih banyak lahan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk ditanami jeruk purut. Selain itu kami juga akan memanfaatkan pekarangan rumah warga untuk ditanami jeruk purut,” tandasnya. (yan)