Malang Post – Wakil Walikota Malang, Ir H Sofyan Edy Jarwoko, memberi apresiasi pada FKUB Kota Malang yang menggelar dialog umat beragama di Hotel Tugu Malang, Sabtu (25/9/2021).
Mengawali paparannya, Bung Edi sapaan akrab Wawali Malang, menyampaikan terima kasih pada FKUB. Bisa mengajak semua tokoh agama tetap rukun, tetap solid sehingga Kota Malang sangat kondusif.
“Ini acara yang sangat luar biasa. Tempatnya juga memiliki nilai seni yang tinggi. Ini tempat rujukan para menteri, kepala negara dan tokoh bangsa lainnya,” kata Bung Edi.
“Saya sangat berharap di tempat yang bagus ini. Pertemuan ini, menghasilkan ide dan pemikiran yang bagus”, tuturnya.
“Apalagi pekan depan akan dilaksanakan agenda yang sama di tempat ini. Tapi khusus bagi perempuan. Berikutnya kaum muda dari semua agama yang ada di kota Malang. Ini bagus sekali”, sambungnya.
“Kunci terbangun sebuah kerukunan itu ada pada peran para tokoh agama. Ini sangat penting agar dipahami para tokoh agama yang saat ini hadir. Supaya bisa meneruskan sampai pada tingkat kecamatan bahkan kelurahan, ini ide bagus,” ujar Bung Edi.
Lebih lanjut ia menjelaskan tentang moderasi. Kata ini, berasal dari bahasa Inggris, moderation. Artinya sikap sedang, tidak berlebih-lebihan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna pengurangan kekerasan, penghindaran keekstriman.
Menurutnya, moderasi beragama itu membawa misi kedamaian dan keselamatan serta menjaga kebhinnekaan Indonesia. Untuk merajut persatuan dan kesatuan bangsa.
“Sehingga lahir karakter yang kuat, berwawasan kebangsaan melalui pendidikan yang berkarakter, pendidikan berbasis keluarga serta penanaman nilai pendidikan dalam konteks plural”, tuturnya.
Suami Elly Estiningtyas itu, menyampaikan 4 pesan presiden kepada organisasi keagamaan.
Pertama mempunyai komitmen kebangsaan yang kuat. Mengedepankan penerimaan prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam UUD 1945, serta menjunjung tinggi ideologi Pancasila dan tata kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua, menjunjung tinggi sikap toleran, menghormati perbedaan, memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya dan menyampaikan pendapat serta menghargai kesetaraan dan perbedaan serta bersedia bekerja sama.
Ketiga, memiliki prinsip anti kekerasan, baik kekerasan fisik maupun kekerasan verbal.
Keempat, menghargai serta ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
Pada kesempatan itu, Bung Edi menyampaikan terkait konsentrasi kota Malang pada penanganan covid-19.
“Alhamdulillah. Pada pandemi hampir dua tahun ini, banyak organisasi-organisasi keagamaan dan kemasyarakatan serta para tokoh agama memberi banyak bantuan, mulai masker, oksigen, sembako dan lainnya,” lanjut Wawali.
Dampak dari pandemi ini sangat luar biasa. Di Kota Malang angka kemiskinan 4,44 persen terkecil setelah kota Batu. “Artinya ada 38.000 penduduk kota Malang ini berada digaris kemiskinan,” tuturnya.
Dia berharap pada semua Kyai, Romo, Pendeta dan semua tokoh masyarakat yang hadir saat itu. Agar bersama pemerintah dan masyarakat turut berperan untuk menangani kemiskinan.
Sementara itu, konsentrasi pemerintah pada penanganan covid sudah 70 persen untuk vaksinasi pertama. “Insha Allah pada Oktober vaksinasi II mencapai 70 persen”, ujarnya.
Bung Edi menegaskan tiga hal yang menjadi prioritas Pemkot Malang: Konsentrasi covid – 19. Recovery ekonomi. Penguatan jaring pengamanan sosial.
Humas FKUB, Uzlifah menyatakan, “Sebelum mengakhiri, penasehat FKUB Kota Malang itu berpesan. Bahwa, peran para tokoh agama sangat penting. Untuk menyampaikan pesan penting dan strategis, dari pertemuan ini kepada keluarga, jamaah masing – masing dan seluruh masyarakat”. (*yan)