Malang Post – Pandemi Covid terjadi di Indonesia sejak akhir tahun 2019. Menjadi fenomena mengerikan bagi seluruh masyarakat. Termasuk bagi UKM yang selama ini menjadi pondasi perekonomian negara.
Salah satunya UKM Gula Semut di Desa Kali Cilik, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Juga menjadi salah satu korban nyata pandemi. Pasalnya, sejak itu terjadi, UKM ini mengalami penurunan permintaan. Memaksa mereka melakukan pengurangan karyawan.
Kondisi tersebut diperparah dengan keterbatasan peralatan yang digunakan. Sehingga tidak bisa memaksimalkan produksi. Juga pangsa pasar mereka belum luas, karena pemasaran masih terbatas secara offline.
Fakta itulah yang ditangkap tim pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang. Tim terdiri dari Vidya Purnamasari SE M.Sc, Linda Seprillina SE ME, Ermita Yusida SE ME dan Vika Annisa Qurrata SE ME.
Pendampingan dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Agustus 2021. Meskipun kegiatan pengabdian telah selesai, pendampingan terhadap UKM Gula Semut Kabupaten Blitar tetap dilaksanakan hingga akhir tahun.
Pelaku UKM Gula Semut menyambut kegiatan pengabdian ini dengan antusias. Bagaimana tidak. Bantuan mesin menjadi harapan baru bagi para pelaku UKM Gula Semut. Agar bisa meningkatkan produksi.
Mereka pun terlihat senang dan bersemangat saat menerima pelatihan digital marketing. Antusiasme tersebut menunjukkan bahwa pelaku UKM Gula Semut sangat gigih dan mau terus berkembang demi kemajuan.
Pemberian bantuan mesin pembuat gula semut ini menjadi pengganti alat tradisional yang selama ini digunakan. Tidak hanya itu, mesin tersebut juga membantu diversifikasi produk gula semut.
Tadinya mereka hanya memproduksi gula semut padat, tetapi kini bisa memproduksi gula semut pasir. Bentuk gula semut pasir ini menarik minat para owner cafe yang menjual berbagai minuman kekinian.
Biasanya, gula semut pasir ini dijadikan bahan dasar minuman signature mereka. Pemberian bantuan mesin diiringi dengan desain tentang social media yang dilakukan oleh tim pelaksana yang berlatar belakang ekonomi serta developer IT.
Selanjutnya dilakukanlah pelatihan digital marketing. Pelatihan digital marketing dilakukan melalui akun social media serta pembuatan marketplace. Para pelaku UKM Gula Semut diharapkan dapat melek teknologi dan bisa melakukan pemasaran online secara mandiri.
Dengan begitu, pangsa pasar UKM Gula Semut yang tadinya hanya terbatas pada wilayah Kota Malang, Kediri, dan Tulungagung dapat meluas. Pemberian bantuan mesin dan pelatiihan digital marketing bukan menjadi akhir dari kegiatan pengabdian ini.
Pendampingan yang nantinya akan dilakukan hingga akhir tahun akan ditujukan untuk mendukung para pelaku UKM Gula Semut untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan bantuan mesin yang diberikan serta optimalisasi diversifikasi produk. (yan)