Malang Post – Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Maliki) menggelar webinar Metodologi Rekonstruksi Pengkajian Islam. Sebagai Perguruan Tinggi Negeri berkewajiban melalukan pengembangan terhadap metode tersebut.
Sebagai upaya inovasi menemukan metode yang lebih praktis. Salah satu narasumber dalam webinar tersebut adalah, Prof Dr Tutik Hamidah M.Ag. Dia menyampaikan materi Model Kajian Islam, Senin (26/7/2021).
Mengawali materinya, dibahas tentang Al-Quran dan juga keutamaannya. Ia mengaitkan dengan beberapa kandungan ayat, yang bisa dibahas melalui beragam perspektif.
Prof Tutik menuturkan. Pihak LP2M telah membuka kesempatan bagi peneliti interdisipliner. Namun, belum banyak kajian yang bisa dijadikan acuan.
Maka, pihaknya berharap agar webinar ini, menjadi salah satu media. Bagi peneliti Studi Islam untuk masuk ke ranah interdisipliner.
Untuk mengawali penelitian, Prof Tutik menyarankan. Agar calon peneliti lebih dulu banyak mengkaji ayat Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad Saw.
Lantaran dua hal itu yang menjadi sumber hukum Islam. Kandungannya, bisa dikaitkan dengan banyak hal yang menjadi problem kekinian.
Ia juga mengingatkan. Bahwa menjadikan Al-Quran dan hadist sebagai rujukan penyelesaian masalah, harus melihat konteks-nya lebih dulu.
Prof Tutik mencontohkan. Saat ini, jika suami ketahuan memukul istri, bisa dikenai sanksi kriminal atau UU PKDRT (Pelarangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga).
Padahal, di dalam Al-Quran, ada ayat yang memperkenankan perbuatan tersebut.
“Namun, kita lihat lagi asbabun nuzulnya. Mengapa ayat tersebut sampai turun?,” ujarnya.
Harus menilik sejarah turunnya ayat Al-Quran tersebut. Bahwa wanita di masa itu, dikenal bertabiat keras kepala.
Sehingga memperbolehkan suami untuk bertindak demikian. Dengan catatan, tindakan itu adalah pilihan terakhir. Setelah beberapa tindakan lain tidak berhasil.
Bagaimana dengan masa sekarang? Karena kondisi saat ini, tidak lagi sama dengan zaman nabi. Maka ada banyak problem yang harus dikaji ulang.
Dengan demikian, penjelasan ayat Al-Quran yang dihadirkan saat ini, merupakan cita rasa masyarakat modern. (yan)