Malang Post – Forum Rektor Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) berharap. Perguruan tinggi NU bisa mengembangkan kerja sama bidang pendidikan dan beasiswa dengan negara-negara Uni Eropa atau European Union (EU).
Ketua Forum Rektor PTNU, Prof Maskuri sekaligus Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar webinar internasional, Kamis (15/7/2021). Bekerja sama dengan Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas).
“Kerja sama internasional dengan Uni Eropa, seperti halnya mimpi besar yang menjadi kenyataan. Banyak yang bisa dilakukan di bidang riset atau pun kewirausahaan. Kolaborasi internasional ini, sangat penting bagi perguruan tinggi,” kata Prof Maskuri.
Apalagi, Indonesia saat ini memiliki program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Kerja sama internasional dengan Uni Eropa, tentunya mendukung penguatan kompetensi dan kualitas perguruan tinggi.
Ia juga menyinggung program Erasmus milik Uni Eropa. Sangat membantu pelajar dan perguruan tinggi di Indonesia.
“Program tersebut cocok dengan budaya Indonesia. Selain itu, masih banyak program kerja sama internasional yang dikeluarkan universitas di Uni Eropa,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), Prof Moh Nasir yang menjadi narasumber menuturkan. Sangat penting bagi universitas untuk mengembangkan kerja sama antar perguruan tinggi NU dan universitas Uni Eropa.
“Misalnya, untuk mengembangkan penelitian. Masalah di Indonesia, secara umum penelitiannya hanya secara mendasar. Perlu pengembangan dan inovasi untuk mendorong semua riset. Ini penting untuk PTNU,” jelasnya.
Selain pengembangan riset, kerja sama PTNU dengan universitas di Uni Eropa bentuknya bisa pertukaran pelajar dan pertukaran dosen. “Ini (pertukaran) tentunya pengalaman yang bagus. Menarik untuk dosen dan para mahasiswa,” ujarnya.
Ia menambahkan, ada ratusan kampus di bawah naungan PTNU. Tentunya bisa berkembang, semakin maju dan menguasai teknologi. Jika bekerja sama dengan universitas di negara Uni Eropa.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei, Vincent Piket menuturkan. Pihaknya membuka pintu selebar-lebarnya rencana kerja sama di bidang pendidikan dengan PTNU.
Menurutnya, universitas di Benua Biru, sebutan Eropa. Merupakan tujuan populer bagi pelajar dan peneliti Indonesia.
“More than 4000 Indonesian students depart to study in Europe every year (Ada lebih dari 4.000 pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di Eropa setiap tahunnya,” kata Vincent.
Uni Eropa dengan program Erasmus serta negara anggotanya, memberikan sebanyak 1200 beasiswa untuk pelajar Indonesia. Program beasiswa Erasmus Plus, sejak 2004 diberikan pada 2000 pelajar dan dosen di Indonesia.
Erasmus Plus, adalah bentuk dukungan kepada institusi pendidikan. Untuk meningkatkan berbagai aspek pengembangan kualitas. Program ini, bukan hanya untuk pertukaran pelajar. Tetapi menyediakan beasiswa pertukaran dosen dari Indonesia ke Eropa dan sebaliknya. Serta program yang membantu membangun dan meningkatkan kapasitas di universitas.
Program Erasmus Plus terdiri dari empat instrumen yang berguna untuk perguruan tinggi. Antara lain: Program peningkatan kapasitas atau Capacity Building in Higher Education (CBHE); Beasiswa pascasarjana dalam program Erasmus Mundus Joint Master Degree (EMJMD); Fasilitas pembiayaan mobilitas atau International Credit Mobility (ICM); Jean Monnet, program untuk mempromosikan keunggulan Uni Eropa di tataran pendidikan tinggi.
“Melalui program ini, masyarakat bisa mendapat peluang. Untuk meningkatkan kemampuan akademis dan profesionalisme di universitas-universitas Eropa. Juga dapat memperluas wawasan dan memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi para alumni setelah kembali ke Indonesia,” imbuhnya. (yan)