Malang Post — Belakangan, trend pandemi Covid-19 kembali merebak. Bak gelombang kedua. Banyak masyarakat terpapar. Berdampak pula pada civitas akademika Universitas Negeri Malang (UM).
Untuk itu, keluarga besar UM pun menggelar doa bersama. Bertajuk, UM Berdzikir dan Berdoa. Dilakukan daring, akhir pekan lalu.
Rangkaian kegiatan dibuka Rektor UM, Prof Dr AH Rofi’uddin MPd. Dilanjut istighosah. Dipandu Dr Munjin Masih SAg MAg. Tahlil oleh Prof Dr Dawud MPd. Doa penutup dipandu Dr Drs H Moh Khaisairi MPd.
Rofi’uddin memberikan apresiasi positif. Terhadap kegiatan yang diikuti lebih dari 400 peserta itu. Menurutnya, saat ini kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.
Bahkan lebih mencekam. Sebab, kasus pasien positif covid masih tinggi. Angka kematian terus berusaha ditekan pemerintah.
“Tentu selain fisik, kita juga harus berdoa. Saat ini kita melakukan doa bersama. Bergabung 472 peserta. Satu saja doa yang diterima Allah karena keikhlasannya, insyaAllah kita semua memperoleh manfaat dari itu,” katanya.
Sampai saat ini, berdasarkan data seluruh keluarga besar UM, ada sekitar 305 orang yang terpapar covid. Tiga orang sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) dan 10 orang meninggal dunia.
“Saat ini yang sedang melakukan isolasi mandiri ada 80 orang termasuk saya,” jelasnya.
Dia bercerita, gejala awal yang dialaminya bersama keluarga adalah rasa lelah berlebihan. Kemudian meriang hingga batuk kecil yang tak kunjung sembuh.
“Di situ, saya langsung tes PCR dan hasilnya ternyata bukan hanya saya. Tapi sekeluarga saya ini. Lima orang positif semua. Maka kalau bapak ibu ada gejala seperti itu, cepatlah mengambil langkah untuk tes. Satgas Covid UM siap membantu kita semua,” ujarnya.
Ke depan, dia berharap kegiatan serupa dapat terus digalakkan dengan rutin. Selain menguatkan iman juga saling menguatkan solidaritas dan kebersamaan.
Lebih jauh, dia berpesan. Agar seluruh masyarakat, khususnya keluarga besar UM kian disiplin, menerapkan protokol kesehatan.
“Kita semua terus berupaya menjaga protokol kesehatan termasuk lembaga juga demikian dan secara pribadi kita juga harus terus seperti itu,” tegasnya.
“Makanya apa yang kita lakukan baiknya tidak dilakukan sekali. Melihat kondisi seperti ini ada baiknya UM melakukannya berulang kali,” tutup Rofi’uddin. (yan)