Malang Post – Belakangan ini tingkat persebaran Covid-19 terus mengalami peningkatan. Tak terkecuali di Kota Batu. Setelah lama bertengger di zona kuning persebaran Covid-19. Kota Batu harus kembali turun ke zona oranye persebaran Covid-19.
Berdasarkan data tambahan kasus, per Kamis (26/6/2021) sebanyak tujuh orang terkonfirmasi positif. Sedangkan jika dihitung komulatif rincian komulatif ada sebanyak 1575 orang terinfeksi covid. Diantaranya, 35 pasien aktif, 1395 sembuh dan 145 jiwa meninggal.
Kepala Diskominfo Kota Batu, Onny Ardianto mengatakan, Kota Batu kembali masuk zona oranye persebaran sejak (22/6/2021). Oleh karena itu, PPKM Mikro kembali diperpanjang hingga (5/7/2021) mendatang.
“Perpanjangan PPKM Mikro ini juga berdasarkan dari SE Wali Kota Batu No 440/1292/422.031/2021 tentang perpanjangan PPKM Mikro dan pengoptimalan posko covid-19 tingkat desa dan kelurahan,” ungkap Onny, Kamis (24/6).
Sementara itu, berdasarkan data zonasi wilayah. Terdapat 29 RT yang masuk dalam zona kuning. Lalu ada 1.109 RT masuk dalam zona hijau. Kata Onny, pertumbuhan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir ini mayoritas disebabkan karena klaster keluarga. Yakni, kontak erat serumah dengan pasien yang terkonfirmasi Covid-19.
Lebih lanjut, untuk pertumbuhan kasus positif Covid-19 akhir-akhir ini terjadi di Kelurahan Sisir Kota Batu. Jumlahnya mencapai 13 orang. Hasil itu diketahui ketika dilakukan swab antigen dalam kurun waktu tanggal 14-19 Juni kemarin.
Lurah Sisir, M Viata A Pranaka mengatakan, saat ini mereka masih menjalani isolasi hingga tes kesehatan menunjukkan hasil negatif Covid-19. Sedangkan untuk kebutuhan pokok sehari-hari, bagi warga yang isolasi mandiri di rumah, pihaknya turut serta untuk mensuport.
“Dengan adanya kejadian ini, tidak membuat wilayah Kelurahan Sisir lockdown. Namun aktivitas masyarakat masih tetap berjalan seperti biasa dengan protokol kesehatan ekstra ketat,” katanya.
Dia merinci, 13 warga sisir yang terkonfirmasi positif Covid berasal dari empat wilayah RT dan RW. Angka terkonfirmasi paling banyak berasal dari warga RT 04 RW 05 sebanyak empat orang.
Katanya, bempat orang tersebut merupakan klaster keluarga. Kronologi kejadiannya berawal dari adanya salah satu anggota keluarga yang positif Covid-19, lalu meninggal dunia pada Jumat pekan lalu. “Sebelumnya orang yang meninggal itu sempat dirujuk ke rumah sakit. Lalu saudara dan tetangganya menolong untuk dibawa ke ambulance,” ungkapnya.
Setelah dibawa ke rumah sakit yang ada di salah satu Kota Batu, kemudian jenazah dinyatakan positif Covid-19. Setelah itu, saudara dan tetangga dilakukan tracing dengan melakukan swab antigen dan hasilnya ada empat orang positif Covid-19. “Dari empat orang itu, dua orang dibawa ke shelter dan dua orang lagi isolasi mandiri di rumah karena tanpa gejala,” jelas dia.
Sementara itu, untuk sembilan orang lainnya terpapar karena berbagai penyebab. Contohnya seperti pernah kontak erat dengan pasien positif Covid-19 lain. Selain itu juga dari hasil tes kesehatan di fasilitas kesehatan umum. “Misalnya jika ada yang kurang enak badan, lalu periksa ke dokter. Kemudian memiliki gejala Covid-19, nah ketika di swab atau rapid test hasilnya positif,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso mengatakan, dengan kembalinya Kota Batu ke zona oranye. Membuat Pemkot Batu mempertimbangkan wacana tatap muka. Yang mulanya sekolah tersebut dijadwalkan berlangsung pada awal bulan Juli.
“Dinas Pendidikan Kota Batu masih terus berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. Sedangkan untuk satgas Covid-19 Kota Batu, masih terus melakukan peninjauan terhadap fasilitas penunjang di setiap sekolah,” ujar dia.
Disisi lain, Punjul juga telah menginstruksikan kepada Dinkes Kota Batu untuk menyoroti sekolah dibawah naungan Kemenag yang notabene memiliki asrama. “Biasanya mereka memiliki siswa yang berasal dari berbagai daerah. Kalau masuk orange dan merah tentu harus kembali melaksanakan kegiatan belajar secara daring,” tandasnya. (yan)