Malag-Post – Memperingati hari lingkungan hidup yang jatuh pada tanggal 5 Juni 2021, The Shalimar Boutique Hotel berkolaborasi dengan Program Strategic Communication Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya.
Mengadakan seminar lingkungan, bertajuk “Seminar Lingkungan Hidup dan Pemanfaatan Biopori“. Menghadirkan pembicara Dr Ir Daniel Rohi, M.Eng.Sc,IPM, pemerhati lingkungan sekaligus dosen Lingkungan Hidup Universitas Kristen Petra.
Dalam acara yang dihadiri oleh Mahasiswa, Pengurus dan Anggota TP PKK Kecamatan Klojen dengan 11 Kelurahan, Grace Syiariel, selaku General Manager The Shalimar Boutique Hotel Malang mengatakan. Tujuan seminar ini adalah untuk mendukung program pemerintah kota Malang, khususnya di bidang pelestarian lingkungan hidup.
“Seminar ini juga merupakan kelanjutan dari program pembagian bibit yang pernah kami lakukan. Sebagai salah satu cara kami untuk mengupayakan sustainable hospitality, kami berharap seminar ini dapat memberi manfaat untuk kelestarian lingkungan, khususnya untuk kota Malang yang kita cintai“, ujar Grace Syiariel.
Selain itu, kolaborasi ini merupakan salah satu bentuk kontribusi The Shalimar Boutique Hotel di dunia pendidikan. Menurut Titi Nur Vidyarini, kepala Bidang Studi Strategic Communication Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Petra Surabaya, kolaborasi dengan stakeholder dapat secara langsung memberikan feedback tentang kekurangan dan kelebihan mahasiswa. Dapat digunakan sebagai bahan evaluasi sebelum mereka terjun langsung di dunia pekerjaan.
“Harapan kami, dengan adanya kolaborasi ini, kedepannya kami dapat terus bersinergi untuk menghasilkan program-program dengan ide baru yang tentunya bermanfaat bagi semua pihak,“ tambah Titi Nur Vidyarini.
Sementara itu, istri Wakil Walikota Malang yang juga menjabat Wakil Ketua I TP PKK Kota, Elly Estiningtyas Sofyan Edi Jarwoko menyampaikan. Terkait resapan air, pemerintah kota Malang telah mengeluarkan surat edaran ke masing masing kelurahan. Agar membuat minimal 10 sumur resapan sebagai upaya untuk pengendalian banjir.
“Selain Biopori dalam cakupan yang lebih luas, pemerintah kota telah berupaya untuk membuat berbagai sumur resapan air yang cukup urgent di masing masing kelurahan. Untuk itu perlu ada peran dari masyarakat di masing masing rumah.”
“Untuk juga berpartisipasi dengan membuat lubang lubang Biopori yang banyak memiliki manfaat. Seperti tanah menjadi subur karena proses kompos, penanaman organik hingga melancarkan air masuk ke dalam tanah untuk mengurangi genangan penyebab banjir”, ungkap Elly Estiningtyas Sofyan Edi Jarwoko.
Dirinya menambahkan selama ini di TP PKK belum ada sosialiasi maupun pelatihan mengenai Biopori. Lebih kepada urban farming, akan tetapi melalui TP PKK di tingkat kecamatan.
Nantinya akan mensosialisasikan kepada ibu ibu di masing masing rumah, untuk sama sama membuat lubang lubang Biopori yang bisa dibuat secara sederhana dengan menggunakan pipa bekas maupun botol air mineral. (yan)