Malang-Post – Musyawarah Wilayah Korps Alumni HMI Jawa Timur, kurang sehari lagi. Tepatnya 28-30 Mei 2021 di Magetan. Sebagai himpunan intelektual, akademisi, politikus dan eksekutif, KAHMI diharapkan memberikan kontribusi ke masyarakat dan NKRI.
Ini tak lepas dari visi Keislaman dan Keindonesiaan. Maka sudah seharusnya calon presidium memiliki visi tersebut. Demikian juga bagi Nugraha Hadi Kusuma.
Tahun ini bagi Nugraha menjadi titik awal melakukan kajian tentang Jawa Timur. Dari 34 Majelis Daerah Kota dan Kabupaten telah menghasilkan pokok pemikiran luar biasa. Terkait peran Keislaman dan Keindonesiaan yang menjadi konsentrasi KAHMI Jawa Timur kedepan.
Dari pemikiran tersebut, Nugraha mem-breakdown, lebih rinci sebagai berikut.
Pertama, kesenjangan kesejahteraan. Problematika ini, menjadi catatan banyak MD KAHMI. Maka perlu mengambil peran utuh terkait upaya memberikan daya dukung kepada pemerintah provinsi dan kabupaten-kota. Sehingga kapasitas akademisi alumni HMI dan kader HMI di setiap tingkatan dapat disinergikan dengan semua stakeholder pemerintah.
Kedua, optimalisasi dakwah politik. Maknanya absurditas politik itu, akibat kurang efektifnya pemenangan kader HMI dalam kompetisi di internal partai atau pemenangan pada daerah pemilihan. Berakibat tidak menyatunya garis strategi perjuangan politik dalam koordinasi KAHMI Jatim. Hingga banyak kader potensial yang tersingkir. Seleksi alam yang sering menjadi tumpahan kesalahan.
Ketiga, optimalisasi perkaderan akademis. Masukan tentang perlunya penataan kader di perguruan tinggi negeri dan swasta, optimalisasi riset dan pendayagunaannya. Bantuan biaya pendidikan tinggi bagi putra putri kader dan distribusi kader ilmuwan di lembaga pemerintah maupun swasta.
Keempat, jaringan usaha dan wirausaha. Ekonomi adalah dasar pergerakan. Maka KAHMI Jatim menjadi harapan bagi percepatan pertumbuhan wirausaha muda. Untuk memperkuat jaringan ekonomi kader dan alumni HMI yang perlu mendapatkan perhatian utuh.
Kelima, apresiasi terhadap budaya. KAHMI merupakan wadah bertemunya antar budaya. Maka membutuhkan perpaduan tokoh guna memperkukuh kebudayaan. Lemahnya literasi seni dan kepedulian pada budaya lokal membutuhkan gerak strategis alumni HMI.
“Itulah pekerjaan rumah KAHMI Jatim. Dan, saya Nugraha Hadi Kusuma. Telah berkomitmen bersama untuk mewujudkannya dalam kinerja kolektif MW KAHMI JATIM ke depan,” ujar intelek muda asal Kota Malang, yang aktif di bidang dakwah ekonomi politik ini. (yan)