Malang Post – Sesuai instruksi Presiden, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka akan dilaksanakan Juli mendatang. Begitupun Kota Batu. Mempersiapkan itu, Pemkot Batu melalui Dinas Pendidikan melakukan survey kelayakan sekolah sejak 2020.
Sesuai arahan Presiden mengenai vaksinasi tenaga pendidik, saat ini sudah dilakukan, prosesnya hampir selesai. Sehingga untuk menyongsong KBM tatap muka, Kota Batu bisa makin percaya diri.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Batu, dr Susana Indahwati menjelaskan. Dari sekitar 3000 tenaga pendidik di Kota Batu. Saat ini tinggal menyisakan 150 orang saja yang belum tervaksinasi.
“150 orang tenaga pendidik itu belum tervaksinasi karena ada sejumlah permasalahan. Ada yang takut di suntik, ada yang hamil selain itu juga ada yang sedang sakit. Sehingga harus ditunda terlebih dahulu,” kata Susan kepada ameg.id, Rabu (26/5/2021).
Susan menceritakan, mulanya vaksinasi tenaga pendidik di Kota Batu berjalan alot. Lantaran banyak tenaga pendidik yang tak mau divaksin. Namun, setelah Presiden menegaskan sekolah tidak boleh berjalan sebelum para tenaga pendidik dilakukan vaksinasi. Mereka langsung berbondong-bondong untuk ikut program vaksinasi.
Dengan capaian itu, Dinas Pendidikan Kota Batu makin PD (Percaya Diri) untuk melakukan pembelajaran tatap muka Juli mendatang. Bahkan, dari 3000an guru yang sudah tervaksinasi, untuk guru SMP telah tervaksinasi semua.
Karena KBM tatap muka akan dimulai dari jenjang SMP. Dimulai dari kelas tertinggi, yakni kelas 9. Setelah itu akan dievaluasi. Jika dirasa aman dan sesuai harapan, maka dilanjut ke jenjang di bawahnya.
Kabid Pembinaan SMP Dinas Pendidikan Kota Batu, Hariadi menjelaskan, meski hampir keseluruhan guru di Kota Batu telah tervaksinasi. Belum menjadi jaminan sekolah bisa menggelar KBM tatap muka. Lantaran, sebelum melaksanakan KBM tatap muka, sekolah harus diverifikasi terlebih dahulu oleh satgas Covid-19.
“Jika hasil verifikasi itu dinyatakan layak, baru sekolah diizinkan untuk menggelar KBM tatap muka. Meski begitu, setiap wali murid berhak menentukan putra putrinya diizinkan atau tidak untuk mengikuti KBM tatap muka terbatas ini,” katanya.
Kata dia, pola pembelajaran mendatang ada dua metode. Jika wali murid tidak mengizinkan anaknya untuk mengikuti KBM tatap muka. Maka secara otomatis KBM tetap akan dilakukan secara dari khusus untuk siswa yang tak diizinkan mengikuti KBM tatap muka.
Sementara itu, untuk juklis dan juknis pelaksanaan KBM tatap muka nanti, pihak Dinas Pendidikan akan menyesuaikan dengan Perwali Nomor 6 Tahun 2021 tentang pedoman penyelenggaraan pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran 2020/2021 di masa pandemi Covid-19.
Dia menjelaskan, dalam KBM tatap muka nanti, setiap kelasnya akan dibatasi dengan diisi oleh 16 – 18 orang pelajar. Tentunya dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketata. Dalam KBM tatap muka terbatas ini, peserta didik akan mengikuti pembelajaran di sekolah satu minggu satu kali. Dengan dua mata pelajaran pada setiap harinya.
“Sembari kita lihat perkembangan, jika terus berjalan lancar dan sesuai harapan. Secara bertahap, pertemuan dalam KBM tatap muka akan semakin ditambah hingga normal kembali seperti sedia kala,” ujarnya.
Lebih lanjut, untuk sosialisasi KBM tatap muka agar sesuai standar. Pada pekan ke dua bulan Juni mendatang pihaknya akan menggeber sosialisasi. Salah satunya dengan menampilkan tata cara KBM tatap muka melalui video tron. (yan)