AMEG – Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kembali lakukan pendampingan dan pengembangan desa wisata. Kegiatan ini berangkat dari kerja sama yang dilakukan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) dengan PT Astra Internasional Tbk.
Adapun tim ini terdiri dari Drs Wiyono MM, Novin Farid Setyo Wibowo S.Sos M.Si dan Muhammad Afif Setiawan ST.
Mereka akan mendampingi perancangan desa wisata di Lembah Bidadari, Desa Pandanrejo, Kecamatan Pagak, Malang sepanjang tahun 2020-2022.
Salah satu program yang sudah dilaksanakan adalah kompetisi masak makanan khas desa pada April lalu.
Wiyono, selaku kordinator tim tidak ingin rentetan program ini hanya besar di media dan dokumen saja. Ia ingin bergerak layaknya operasi senyap yang berjalan dengan tujuan juara dalam 3-4 tahun ke depan. Nantinya ia juga ingin agar desa ini bisa mandiri dan tidak terus bergantung pada UMM.
Adapun kompetisi makanan khas ini bukan bertujuan untuk mencari pemenang, tapi menemukan makanan khas dari desa wisata ini.
“Ketika sudah ada, makanan itu nantinya akan menjadi makanan khas yang menjadi identitas dari desa wisata yang sama-sama kita bangun ini,” tutur dosen Manajemen UMM ini.
Sementara itu, Afif Setiawan, staf DPPM juga mengatakan. Program ini menjadi bagian dari program besar yang dicanangkan.
Yakni mendampingi desa binaan dengan mengembangkan kewirausahaan dan potensi desa wisata. Mereka melihat bahwa Desa Pandanrejo memiliki potensi, salah satunya adalah banyaknya makanan khas. Utamanya makanan yang berbahan dasar pandan.
Bersama dengan Astra, DPPM juga telah menyiapkan agenda yang mampu menunjang pengembangan ini. Beberapa di antaranya adalah penguatan kewirausahaan untuk Bumdes, penggalian potensi desa wisata, branding, pengembangan dan pemberdayaan UMKM.
“Tentunya dalam pengembangan UMKM kami memberikan alat yang lebih modern dan memudahkan dalam produksi produk kedepannya,” ungkap Afif.
Sempat terhalang akses jalan yang susah dan fasilitas yang kurang memadai, tim DPPM UMM masih bisa memberikan usaha hang maksimal. Menurut Afif, perencanaan-perencanaan yang sudah dicanangkan juga berjalan dengan baik.
Terakhir, ia berharap desa wisata Pandanrejo dapat terus berkembang lebih baik serta mampu bersaing dengan desa wisata lainnya. Khususnya dalam pengembangan potensi makanan yang akan menjadi ikon dan identitas desa tersebut. (yan)