AMEG – Sudah dua kali lebaran, kondisi pariwisata Kota Batu tetap muram. Momen tahunan yang menjadikan lumbung pemasukan, bagi pelaku wisata, harus tersekat oleh larangan mudik.
Adanya peraturan itu, bak makan buah simalakama. Serba salah. Di satu sisi, adanya larangan mudik bertujuan untuk menekan angka persebaran Covid-19. Disisi lain, aturan itu membuat roda perekonomian kembali gembos.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi menyebutkan, kondisi ini memang serba sulit. Walau begitu, para pelaku wisata masih mencoba bertahan. Di tengah tekanan ‘makan’ gembos nya jumlah wisatawan.
“Ibarat main bola, saat ini kita hanya main defensif saja. Karena untuk ofensif, sudah tidak memungkinkan. Karena kami sudah terkuras cukup banyak. Secara keuangan sudah keteteran dan hanya bisa untuk bertahan,” jelas Sujud kepada ameg.id, Selasa (11/5/2021)
Para pelaku usaha di Kota Batu, kata dia, tak bisa berbuat banyak. Ingin menjalankan pemasaran, juga dirasa percuma. Karena mobilitas masyarakat dibatasi. Padahal keberadaan wisatawan, merupakan figur utama bergeliatnya usaha pariwisata.
“Walaupun kondisi sangat sulit, kami tetap melakukan perawatan di tempat wisata. Contohnya di tempat saya Selecta. Jika bunga sudah tidak layak, tetap harus diganti dan itu juga perlu biaya,” ujarnya.
Tak hanya perawatan saja, kebersihan dan lain sebagainya, juga tetap harus dijalankan. Dia merasa hal ini tak hanya dirasakan oleh pihaknya saja. Pelaku wisata lain juga merasakan.
“Untuk pendapatan, akhir-akhir ini tak bisa menutup biaya operasional. Sehingga kerugian masih saja terjadi hingga saat ini,” ungkap Sujud.
Ditambah lagi, momen lebaran yang biasanya jumlah kunjungan wisatawan menurun. Setelah itu, wisatawan akan meningkat saat libur lebaran. Hanya saja saat ini lebarannya sedang berbeda. Karena ada pandemi, ditambah larangan mudik.
Bahkan hal terburuk bisa saja diambil. Yakni dengan menutup tempat wisata. Langkah itu diambil, jika penurunan wisatawan sangat drastis. Karyawan sementara waktu akan dirumahkan.
“Karyawan bisa lebaran di rumah masing-masing. Dari pada kerja, pendapatannya sedikit dan tekor. Kalau kunjungan terlalu rendah, ya kami pilih tutup saja untuk sementara,” tegas pria yang juga menjabat Dirut Selecta itu. Meski begitu, untuk hotel masih akan tetap buka. Karena sudah ada yang melakukan reservasi.
Sementara itu, Kasat Lantas Polres Batu, AKP Indah Citra Fitriani menjelaskan, untuk kegiatan wisata pada tanggal 6-17 Mei 2021, sesuai instruksi Kementerian Pariwisata dan Ekraf, tempat wisata masih tetap diperbolehkan buka. Namun kapasitasnya hanya 50 persen dari normal. Dengan protokol kesehatan yang ketat.
“Selain itu, tempat wisata wajib ada posko untuk menyaring pengunjung yang masuk. Apakah pengunjung tersebut membawa surat bebas Covid-19 atau tidak,” katanya.
Disisi lain, karena jumlah pos pengaman terbatas dan pemudik masih dimungkinkan melintas lewat jalan tikus, baik dari pusat hingga daerah, sudah disiapkan segala antisipasinya.
Kata Indah, saat ini sudah ada 9 titik penyekatan Provinsi, 20 titik penyekatan antar rayon. Untuk Kota Batu, karena berbatasan langsung dengan Kediri, akan dilakukan penyekatan di Pos Kandangan, dengan menurunkan personil gabungan dari Polres Batu dan Kediri.
Dia mengatakan, untuk mengidentifikasi masyarakat yang ingin mudik atau berwisata, pihaknya akan melihat terlebih dahulu dari intensitas barang yang dibawa. Karena jika masyarakat ingin mudik, secara otomatis akan membawa banyak barang. Sedangkan untuk yang ingin berwisata mereka hanya membawa barang sedikit.
Sementara itu, Kabag Ops Polres Batu, Kompol Heri Subagyo menambahkan, bisa saja kendaraan bermotor melewati jalur yang kurang terpantau oleh petugas gabungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, pihaknya telah bekerjasama dengan Pemerintah Desa ataupun Kelurahan setempat.
Berdasarkan pantauan ameg.id, jalur tikus yang dapat dilintasi seperti di Desa Bayem, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Selain itu juga ada di Dusun Kambal, Desa Mulyorejo, Kecamatan Ngantang.
Sedangkan untuk wilayah Kota Batu, untuk jalan tikus berada di penghubung antaran Desa Junrejo dan Desa Sumber Sekar, Kecamatan Dau. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal tersebut pihaknya menggerakkan Sat Sabhara untuk berpatroli bersama Satlantas. (avi)