AMEG – Adanya larangan mudik, benar-benar membuat sektor UMKM tercekik. Padahal di momen Idul Fitri seperti saat ini, merupakan saat panen penghasilan. Namun larangan mudik, membuat omzet pelaku UMKM mengalami penurunan.
Agar kondisi tak semakin memburuk. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumdag) Kota Batu, mengupayakan penjualan UMKM secara online semaksimal mungkin. Selain itu, juga menyarankan warga Kota Batu untuk membeli produk tetangga.
Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro Industri Kecil dan Menengah, Diskumdag Kota Batu, Andry Yunanto mengatakan, pada lebaran tahun ini, meski omzet penjualan tak semelambung ketika kondisi normal, namun sudah lebih baik dibanding tahun lalu.
“Jika dulu penjualan melalui pasar online, belum ada omzet, sekarang dari total 50 UMKM yang sudah terdaftar di pasar online, sebulan bisa untung Rp20-30 juta,” ujar Andry kepada ameg.id, Kamis (6/5/2021).
Dalam situasi seperti ini, katanya, penjualan online menjadi kunci meraup keuntungan. Meski pihaknya tak meninggalkan penjualan secara offline. Disediakan pojok UMKM di sejumlah hotel dan cafe di Kota Batu, untuk dimanfaatkan secara gratis bagi pelaku UMKM yang ingin menjajakan produknya.
“Untuk membantu UMKM, kami membuat rak display yang dipampang di restoran maupun hotel. Agar wisatawan jika ingin membeli produk UMKM sudah tak perlu rawa-riwi,” katanya.
Selain menggencarkan pemasaran secara online, pihaknya juga akan memanfaatkan berbagai promo di toko online yang telah bekerjasama dengan Pemkot Batu.
“Mereka banyak panen disitu. Karena masuk momen libur panjang. Sehingga banyak wisatawan datang dan secara otomatis produk UMKM juga akan dicari,” katanya.
Walau dalam kondisi pelik seperti saat ini, pihaknya masih optimis penjualan UMKM di Kota Batu, omzetnya bisa naik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
“Momen hari raya ini kami optimis omset penjualan bisa meningkat. Meski tidak bisa naik seperti sebelum ada pandemi. Namun kami melihat akan ada kenaikan 30-40 persen,” ujar dia.
Pihaknya optimis seperti itu, lantaran masyarakat hanya dilarang tidak mudik saja. Namun untuk pergi ke tempat wisata, masih diperbolehkan. Namun pada intinya, untuk mempertahankan eksistensi UMKM, harus bangga terhadap produk tetangga. Karena jika mereka bangga tentunya akan membeli produk-produk dari tetangganya sendiri. (avi)