AMEG – Rintihan panas dan jerit minta tolong memicu Paulus Dudik Dwi, bergegas lari, Senin (3/5/2021) pukul 13.38. Saat menengok di pintu rumah, api menyala di kepala korban Eva.
Dialah penolong pertama atau saksi awal. Siang kejadian, Dudik hendak membuat segelas kopi. Dengar suara mengaduh, ia berlari secepatnya. Suara rintihan itu tidak asing.
“Saya lihat, Eva di depan klinik. Bawa bantal. Api nyala di kepala. Saya dekati ada api di punggungnya saya padamkan pakai tangan saya, saya tanya, ada apa kenapa, dia jawab dibakar orang,” cerita Dudik.
Menurut Dudik, selain membakar rambut kepala korban dan bahu kiri Eva, api juga mengenai sebagian leher, sebagian besar wajah, termasuk bagian kening, pipi dan dagu korban Eva
Usai api padam, saksi lain mulai berdatangan. Dudik sempat melihat kondisi ruangan dalam. Tidak ada titik api lain. Di atas meja, berdiri sebuah botol berisi sedikit cairan. Bau khas pertalite.
“Botol itu masih ada isinya sedikit. Diletakkan di atas meja. Ada juga korek pemantik kompor. Sudah saya pastikan tidak ada api, saya langsung keluarkan mobil antar korban ke rumah sakit. Saya minta agar warga tidak masuk dulu ke dalam,” urai Dudik.
Di depan pintu masuk klinik berserakan potongan rambut korban Eva. Ya, korban Eva memiliki rambut berurai panjang. Potongan rambut hangus masih tersisa sebagian kecil di lokasi. Ada segumpal pula rambut yang bercampur kulit kepala korban.
Informasi kejadian itu pun cepat sampai diketahui Polsek Kalipare. Lokasi kejadian sendiri berada tidak jauh dari balai desa Arjowilangun Kalipare atau belakang Gereja Khatolik ST Stephanus Pangganglele. (yan)