AMEG – Selektif dan lolos melewati semua rangkaian general medical check up, menjadi persyaratan wajib bagi calon pemain asing Arema FC. Jika ingin berkostum tim Singo Edan, pada kompetisi Liga 1 2021 mendatang.
Manajemen tim memberlakukan persyaratan tersebut, belajar dari pengalaman kompetisi sebelumnya. Sederet legiun asing, tak mampu menuntaskan tugasnya satu bahkan dua putaran penuh. Lantaran rentan dihantam cedera kambuhan, bawaan dari klub sebelumnya.
‘’Calon pemain asing Arema FC, untuk kompetisi Liga 1 2021, tidak hanya memenuhi kriteraia mumpuni dari sisi skill-teknis individualnya.
Jam terbang atau pengalamannya dan regulasi strata asal klub sebelumnya. Yang lebih penting, mereka wajib mengikuti dan dinyatakan lolos hasil semua rangkaian medical check up,’’ ujar Manajer tim Singo Edan, Ruddy Widodo.
Menurutnya, sebelum pemain dinyatakan recommended secara teknis untuk diikat kontrak. Medical check-up menjadi ujian pertama dan mereka harus recommended untuk berlanjut ke fase trial secara teknis.
Arema sendiri pada musim-musim sebelumnya, tak sedikit harus ‘membuang’ legiun asing di tengah jalan. Bahkan beberapa pemain harus mandi keringat lebih cepat, lantaran dihantam cedera.
‘’Belajar dari pengalaman sebelumnya, kami tak ingin mendatangkan pemain asing yang cedera (kambuhan, Red). Imbasnya, tentu akan membuat dia tidak bisa maksimal dan merugikan perfoma tim. Mendatangkan pemain asing, kami harus merogoh kocek tidak sedikit. Tiket penerbangannya saja sudah belasan juta rupiah,’’ imbuhnya.
Terbaru, harapan Arema untuk memiliki sosok kokoh bek tengah, baik pada Piala Menpora 2021 maupun Liga 1 2021 mendatang sirna. Setelah pemain asal Brasil, Caio Ruan Lino de Freitas, harus angkat koper lebih awal. Secara teknis relatif bagus, namun Caio Ruan rentan didera cedera kaki. Ini tak lepas dari kondisi fisik kedua kakinya dan cedera bawaan ketika memperkuat lamanya.
Usai diputus kontrak Coimbra Esporte Clube (20/02/2020), dia rehat lama tujuh bulan karena cedera kaki. Sebelum kemudian berlabuh ke Arema (28/09/2020).
‘’Tentu saja kami tak ingin kecolongan lagi. Apalagi untuk calon pemain asing, yang ternyata memiliki riwayat cedera panjang sebelumnya. Awal bergabung bagus, tapi kemudian cedera kambuhan. Ke depan kami ekstra hati-hati dalam merekrut. Termasuk jika agen menawarkan pemain ke Arema. Kami harus selektif melihat pemain asingnya dari banyak sisi,’’ tandasnya.
Tim Singo Edan juga mempunyai pengalaman tak nyaman, dengan penyerang asal Brasil, Robert Lima Guimaraes, jelang Liga 1 2019. Sukses bawa Arema menjuarai Piala Presiden 2019, namun pemain yang dijuluki Gladiator itu, harus melepas mimpi membela Arema pada Liga 1 2019.
Cedera lamanya beberapakali kambuh, saat Piala Presiden 2019. Dia juga pernah alami cedera lutut ketika gabung klub asal Kuwait, Al-Shabab. Cederanya juga membuat kontraknya diputus (01/10/2018) dan kemudian merapat ke Arema (10/01/20219).
Kemudian penyerang Brasil lainnya, Thiago Furtuoso dos Santos (04/01/2018) pada Liga 1 2018. Cedera kambuhan membuat performanya labil dan akhirnya dicoret manajemen tim per tanggal 13 Juli 2018. Setelah dilepas Madura United (03/11/2017), Thiago Furtuoso sempat istirahat sebulan lebih, untuk pulihkan cedera kakinya.
Juga Juan Pablo Pino Puello (Kolumbia). Bersinar bersama Olympiacos (Yunani), Galatasaray SK (Turki) dan dua klub di Prancis, SC Bastia serta AS Monaco. Justru melempem bersama Arema pada ISC A 2016. Dia pun hanya bertahan enam bulan sebelum dicoret (17/11/2017). (Ra Indrata)