Saat ini kita memasuki era digital, dimana semuanya serba online. Ketika kita ingin belanja, begitu banyak aplikasi belanja yang bisa dimanfaatkan, seperti Shopee, Lazada, Bukalapak, atau yang lain. Ketika kita ingin makan, kita bisa memanfaatkan fasilitas Go Food ataupun Grab Food. Untuk transportasi, kita bisa menggunakan Go Jek dan Grab. Begitu banyak aplikasi online yang bisa kita manfaatkan dan sangat memudahkan dalam kehidupan kita.
Era digital ini tidak dapat kita hindari, bahkan kita harus mengikuti perubahan tersebut. Dalam dunia pendidikan itu sendiri juga tidak terlepas dari kemajuan era digital ini, sehingga sebagai pendidik juga hendaknya dapat memanfaatkan teknologi yang semakin canggih agar dapat digunakan untuk pengembangan pembelajaran.
Adaptasi Era Digital
Era digital ini memang tidak lepas, bahkan selalu berhubungan dengan teknologi. Nana dan Surahman (2019) mengemukakan teknologi telah mempengaruhi dan mengubah manusia dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga jika sekarang ini ‘gagap teknologi’ maka akan terlambat dalam menguasai informasi, dan akan tertinggal pula untuk memperoleh berbagai kesempatan maju. Informasi memiliki peran penting dan nyata, pada era masyarakat informasi (information society) atau masyarakat ilmu pengetahuan (knowledge society). Begitu besarnya pengaruh kemajuan teknologi terhadap kehidupan manusia, maka sangat penting bagi seorang guru atau pendidik dapat memanfaatkan teknologi dengan baik.
Adanya pandemi Covid-19 yang sudah melanda Indonesia sekitar mulai bulan Maret 2020, memaksa kita semua sebagai tenaga pendidik untuk dapat beradaptasi dengan dunia yang serba online. Dimulai dengan adaptasi aplikasi-aplikasi pembelajaran seperti Zoom, Google Classroom, Webex, Edmodo, dan yang lainnya.
Perubahan teknologi ini membuat dunia pendidikan juga ikut berubah. Penggunaan media pembelajaran yang serba digital. Adanya google yang bisa diakses oleh semua orang mengakibatkan para siswa mudah untuk mengakses materi-materi pembelajaran.
Bagi pendidik yang masih di usia muda atau masih di usia produktif adaptasi terhadap perubahan era digital tidak begitu mengalami kesulitan. Mereka akan dengan mudah melakukan adaptasi terhadap berbagai macam kemajuan teknologi, baik alat maupun aplikasi media pembelajaran. Hal ini akan berbeda dengan pendidik yang sudah pada usia menginjak lansia yakni di atas 50 tahun. Adanya perubahan era yang serba digital pasti sangat mengalami kesulitan. Bahkan hanya untuk mengoperasikan komputer atau laptop saja sangat kesulitan, misalnya menggerakkan mouse komputer.
Sebagai pendidik berapapun usianya hendaknya bisa melakukan adaptasi terhadap perubahan era serba digital ini. Para siswa yang diajar oleh guru pada zaman ini merupakan anak-anak millenial yang sudah sangat melek teknologi. Dengan adanya internet, para siswa dapat dengan mudah mengakses berbagai macam konten materi yang tersedia.
Buku sendiri dapat digantikan dengan teknologi. Oleh karena itu, guru harus dapat berperan sebagai fasilitator yang bisa memperkuat sumber belajar yang didapat oleh siswa dari internet. Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat mengarahkan dengan baik pemanfaatan sumber belajar yang ada di internet melalui diskusi, studi kasus untuk pemecahan masalah, ataupun proyek yang dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis.
Belajar Teknologi
Walaupun era sudah serba online, tetapi sosok guru itu sendiri tidak dapat tergantikan oleh hanya media. Guru sangat diperlukan untuk pendidikan seorang anak. Transfer knowledge mungkin bisa dilakukan oleh siapa saja termasuk media-media pembelajaran secara online.
Akan tetapi dalam pembentukan karakter, pengajaran soft skills tetap dibutuhkan sosok guru secara langsung. Terdapat ungkapan bahwa, buku bisa digantikan dengan teknologi, tetapi peran guru tidak bisa digantikan, bahkan harus diperkuat. Pada era sekarang, abad 21, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Kemampuan para guru untuk mendidik pada era pembelajaran digital perlu dipersiapkan dengan memperkuat pedagogi siber pada diri guru (Arintina dan Yarti, 2019).
Era digital mengakibatkan sosok guru harus dapat melakukan transformasi terhadap diri mereka baik secara teknis ataupun secara sosio-kultural. Guru hendaknya selalu meng-upgrade kemampuan yang dimiliki, agar tidak tertinggal dengan adanya perubahan era teknologi yang sangat cepat.
Pembuatan media digital yang menarik dapat meningkatkan perhatian siswa, sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus belajar teknologi. Guru dapat membuat konten materi sendiri yang bisa diunggah di dunia maya. Guru dapat memanfaatkan berbagai multimedia untuk pembuatan media pembelajaran, seperti aplikasi editing video yang bisa dioperasikan menggunakan HP atau gadget, contohnya Filmora Go dan Kine Master.
Guru mau tidak mau harus belajar teknologi agar tidak tertinggal. Generasi millenial yang sudah terbiasa dengan era digital yang serba online pastinya bisa mengakses informasi dengan lebih cepat, bahkan materi yang akan diberikan oleh guru bisa jadi mereka sudah mengetahui sebelumnya hasil dari berselancar di dunia maya.
Arintina dan Yarti (2019) mengemukakan karakteristik yang harus dimiliki oleh guru pada era digital yaitu pertama guru tidak hanya menjadi fasilitator melainkan motivator dan juga inspirator. Kedua, guru harus memiliki minat baca yang tinggi. Ketiga, guru harus memiliki kemampuan untuk menulis. Keempat, guru harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar. Kelima, guru dapat melakukan transformasi kultural, dalam hal ini yaitu dapat menguasai pembelajaran berbasis teknologi.
Kurikulum di Era Serba Online
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), mari para guru untuk mau selalu belajar tentang teknologi agar dapat digunakan dalam pengembangan pembelajaran.
Era serba online ini memang ada sisi positif dan sisi negatifnya. Salah satu sisi positifnya adalah kemudahan dalam mengakses informasi. Akan tetapi, salah satu sisi negatifnya adalah tidak semua informasi yang ada di internet layak dikonsumsi untuk para siswa, sehingga peran guru sangat dibutuhkan dalam hal sebagai fasilitator, motivator, ataupun inspirator.
Pembelajaran yang banyak dilakukan secara daring, terutama pada masa pandemi seperti ini menuntut untuk para guru agar dapat lebih kreatif dan inovatif. Era serba online ini, guru jangan hanya menjadi penikmat kemajuan teknologi yang melakukan download konten materi untuk diberikan kepada siswa, tapi harus ikut berkarya menyumbangkan pemikiran-pemikirannya dalam bentuk media pembelajaran yang bisa diunggah untuk dapat digunakan siswanya, bahkan orang lain. Pembuatan konten materi sederhana dengan memanfaatkan alam sekitar sebagai bahan ajar dapat dilakukan oleh seorang guru.
Pembelajaran yang kreatif dan inovatif harus selalu diciptakan oleh seorang guru. Guru dapat mengasah siswa agar dapat berpikir kritis melalui forum diskusi. Selain itu, guru dapat mengajak siswanya untuk mulai menulis, sehingga siswa dapat mengungkapkan ide pemikirannya terhadap suatu topik pembelajaran melalui tulisan.
Pembelajaran yang berfokus pada siswa (student center) akan lebih tepat digunakan dalam penerapan pembelajaran yang serba online ini. Biarkanlah para siswa yang aktif untuk melakukan pembelajaran secara mandiri. Guru hanya perlu mengarahkan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan menganalisis masalah dan proses penyelesaian masalah. Yang perlu dilakukan oleh seorang guru yaitu memberikan motivasi dan pengalaman inspiratif, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi dengan penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi.
Era serba online memang merupakan tantangan yang berat bagi seorang guru. Guru bahkan harus meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memberikan pembelajaran terhadap siswanya, dibandingkan pembelajaran yang secara langsung tatap muka.
Pada pembelajaran secara tatap muka, guru dapat mudah mengontrol siswanya tetapi berbeda halnya dengan pembelajaran secara daring, guru pastinya sangat sulit untuk mengontrol siswanya. Bahkan waktu di luar pembelajaran, guru masih harus memeriksa tugas-tugas yang sudah dikumpulkan oleh siswa.
Hardiknas merupakan momentum yang baik bagi seorang guru atau pendidik untuk dapat mengembangkan dunia pendidikan, terutama dengan sumbangsih karya nyata dalam bentuk konten materi pembelajaran yang dibuat sendiri. Karya orisinil yang dibuat oleh guru dapat diunggah di internet melalui akun Youtube atau yang lain.
Para siswa dapat belajar secara mandiri menggunakan media pembelajaran yang dibuat oleh guru mereka sendiri, sehingga konten materi yang mereka peroleh dari online berasal dari sosok guru mereka yang ada di sekolah, bukan dari karya orang lain. Mari bersemangat berubah menghasilkan karya dalam bentuk digital bagi para guru di Indonesia. Selamat Hari Pendidikan Nasional.
*Penulis : Miftahul Jannah – Guru SMK Mutu Gondanglegi
Terimakasih infonya, kurikulum juga era digital yang serba online harus segera dibiasakan. Memanfaatkan teknologi berpeluang untuk orang merasakan dunia virtual serta pengalaman imersif. Web AR merupakan layanan berupa alat teknologi menggunakan website yang mencakup perkembangan dengan Augmented Reality.
Jangan lupa juga seiring dengan semakin berkembangnya teknologi, membuka peluang baru juga bagi metode pembelajaran yang lebih efektif dan powerful, seperti contohnya pemanfaatan augmented reality sebagai alat pembelajaran yang lebih menarik dan berkali lipat lebih mudah dipahami berkat visualisasi 3D dari materi yang dipelajari.