AMEG – Warga yang mengejar pelaku curanmor di Jalan Arumba Lowokwaru, dipastikan bukan mahasiswa (sebelumnya diberitakan mahasiswa). Beberapa kali, korban dan seorang temannya, sempat duel balap dalam pengejaran sejauh lebih dari satu kilometer.
Pengejaran dari Jalan Arumba, Kelurahan Tunggulwulung, Kecamatan Lowokwaru berakhir dekat Lapangan Asifa, Lowokwaru, Kota Malang. Penangkapan pelaku sendiri, berkat usaha pengepungan warga usai pelaku terjatuh.
Diceritakan korban WFP, Senin (19/4) pukul 02.30, ia dibangunkan ARF. Saksi RS berada di depan rumah kontrakan. Ia sempat mendengar klotak-klotak berisik tapi ia menduganya suara kucing.
Hingga terdengarlah suara motor kencang. “Waktu keluar, pintu ditali sama pelaku. Pakai tali rafia. Pagar pas ndak ta gembok,” cerita WFP kepada wartawan.
Saat membuka pintu, tahu motor hilang. Korban dan temannya mengejar pelaku. Ada motor, korban dan temannya berusaha mengejar pelaku. Caranya memastikan ada dua motor beriringan.
Saat di Tasikmadu, sempat terjadi penendangan. Tapi pelaku tidak terjatuh.
“Waktu ngejar teriak maling dan bunyikan klakson. Sampai Akordion, tendang lagi tidak jatuh,” ungkap WFP.
Di pertigaan Candi Panggung dekat gapura, lagi-lagi ditendang barulah pelaku terjatuh. Usai jatuh, pelaku kabur dan lari menceburkan ke sungai. Pelaku juga naik ke genteng rumah warga.
“Dia lompat ke sungai. Daerah Asifa naik genteng,” sebut saksi. Warga pun naik genteng. Pelaku sempat jatuh bersama warga tapi tetap berusaha kabur. Cedera parah di kepala itulah yang kemudian diduga merenggut nyawanya. (avi)