AMEG – Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, berkunjung ke Koperasi Sinau Andanani Ekonomi (SAE) Pujon. Dia juga menyerahkan modal kredit sebesar Rp 12 miliar dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM).
Teten mengaku, pihaknya ingin memastikan pembiayaan koperasi di sektor produksi sudah jalan. Berdasar arahan presiden, pihaknya ingin memperkuat koperasi di sektor pangan.
Dia juga juga menilik sejumlah fasilitas Kop SAE Pujon, mulai tempat pemeliharaan ternak, pakan, hingga tempat pengolahan hasil produksi susu.
Dia berpendapat, Kop SAE Pujon membutuhkan revitalisasi serta modernisasi produksi dan ekosistem lebih kuat, sehingga Kop SAE Pujon bisa jadi pilot project modernisasi koperasi sektor pangan.
Pihaknya tak hanya memberi bantuan finansial, juga pendampingan, agar manajemen lebih maju dan modern.
“Kucuran dana Rp 12 miliar ini bukan bantuan sosial atau hibah, tapi dana pembiayaan sesuai proposal yang dikirim Kop SAE Pujon,” tutur Teten kepada Ameg.id, Jumat (16/4/21).
Dana Rp 12 miliar merupakan pembiayaan murah, dan pendampingan. Pihaknya mendesain sebagai bisnis, bukan Bansos, karena itu tidak mendidik, dan perkembangannya akan dipantau terus menerus.
“Koperasi SAE Pujon sudah berpengalaman panjang dan survive, tapi kan mestinya terus tumbuh. Sekarang produksi per sapinya 11.5 liter per hari, itu kurang produktif. Angka produktifnya 15 liter sampai 20 liter,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum Koperasi SAE Pujon, Abdi Swasono, mengatakan, pihaknya telah menandatangani akad bantuan pembaiayaan pada 8 April 2021 di Surabaya. Kredit dalam jangka waktu lima tahun. Setiap tahun bunga yang ditanggung 3 persen.
“Dalam jangka lima tahun nanti bunga yang akan kami bayarkan 15 persen. Kami berharap program-program bisa berjalan baik,” katanya.
Dana Rp 12 miliar itu rencananya akan digunakan untuk kebutuhan pakan ternak sebanyak Rp 7.5 miliar, peremajaan sapi 1.5 miliar untuk 60 sapi, mengembangkan kafe susu sapi perah Rp 3.5 miliar, dengan luas lahan 5000 meter persegi.
“Kendala peningkatan produksi adalah jenis sapi dan pakan. Kami tidak mengadakan sapi impor, tapi mengadakan semen bekunya. Kalau ambil sapi impor harganya mahal. Rp 40-an juta per ekor,” jelasnya.
Pada 2020 lalu, Koperasi SAE Pujon mencatat keuntungan hingga Rp 3.6 Miliar. Selama pandemi, kebutuhan masyarakat mengkonsumsi susu meningkat, sehingga menguntungkan pemasok susu seperti Koperasi SAE Pujon.(ar)