AMEG – Di saat warga beragama Islam menjalankan Tarawih, warga Nasrani menjaga Kampung Wolulas Pegadaian/ RW 18, Turen, Kabupaten Malang. Seperti dilakukan pada Kamis (15/4) pukul 19.00 WIB, ameg.id memastikannya dengan mendatangi lokasi.
Bukan sekadar seremoni atau cari acungan jempol, ternyata keguyuban dan toleransi di kawasan itu benar-benar nyata. Bertahun-tahun, 11 KK warga Nasrani di kampung Wolulas Pegadaian, Turen, itu memang begitu rukun dan guyub dengan warga muslim.
Pada salat Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya, warga non Muslim menyambut warga muslim sepulang salat Ied. Warga menunggu di gang kampung dan halal bihalal saling memaafkan.
“Biasanya kalau Idul Fitri, kami halal bihalal. Guyub rukun ten mriki. Kami mempersiapkan di gang kampung, juga menjaga situasi, karena kampung biasanya sepi, ” ungkap dua warga setempat, Bu Diding dan Bu Endang. Sebaliknya, saat perayaan Natal, giliran warga muslim mendatangi rumah warga Nasrani. “Pas Natal, tetangga juga datang ke rumah. Sudah bertahun-tahun mas,” timpal seorang warga.
Kamis (22/4) pukul 19.00, Cornelius menyambut seorang kawannya naik sepeda. Keduanya berjaga tepat di gang II Pegadaian. Cornelius sendiri pernah nyaris jadi korban pencurian beberapa tahun lalu, tepat saat Ramadan.
Bukan soal keamanan yang dirisaukan. “Kadang anak-anak muda kalau naik motor ngebut kan Mas, padahal ada yang solat di jalan,” tuturnya tulus.
Selang beberapa menit kemudian, melintas seorang pria naik sepeda, sudah berumur, namanya Suryono (70). Tokoh masyarakat yang juga Nasrani. Tahun sebelumnya, ia sendirian keliling kampung, ikut menjaga keamanan ketika salat tarawih berlangsung.
Kini Suryono tidak sendirian. Warga Nasrani lainnya antusias turut serta. Baik laki ataupun wanita. Bahkan istrinya juga turut serta. “Ya kan ndak lama mas, satu jam saja, sekalian jalan-jalan,” timpal seorang warga.
Suryono tampak semangat naik sepeda berpatroli keliling kampung Wolulas. “Pemikiran kami kan gini, banyak kejadian saat terawih. Ini suaminya Pak Nerlis ini, sepeda motor dah dituntun,” cerita Suryono.
Tanggapi aksi positif warganya, Ketua RW 18, Hj Tasminah SPd Mpd, mengatakan, aksi warganya merupakan wujud nyata toleransi beragama yang terjalin bertahun-tahun.
Kampung RW Wolulas ini juga bukan kampung biasa, tapi salah satu kampung tangguh di Turen. Warga Kampung Wolulas dikenal responsif dan aktif dengan kebijakan pemerintah.
“Tahun sebelumnya memang rawan pencurian, bertepatan salat tarawih. Tahun ini warga kami ikut menjaga, biar aman,” ungkap Tasminah, mantan Kasek SMKN 1 Turen. (ar)