AMEG – Pelaksanaan Operasi Keselamatan Semeru kali ini, lebih mengutamakan sosialisasi daripada penindakan. Termasuk juga imbauan kepada masyarakat.
Selain untuk tertib berlalu lintas, masyarakat juga perlu diingatkan terkait kondisi pandemi Covid-19, yang masih belum selesai.
Penegasan itu disampaikan Kanit Dikayasa Polresta Malang Kota, Iptu Moch Sochib, saat menjadi nara sumber dalam talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM dan Youtube Channel Arema TV, Rabu (14/4/2021) pagi tadi.
Iptu Sochib menegaskan, sasaran dalam operasi kali ini, untuk semua pengendara. Termasuk menyasar beberapa tempat umum. Seperti pasar, ojek pangkalan dan lainnya.
‘’Dengan dilakukannya operasi seperti ini, diharapkan masyarakat bisa lebih menumbuhkan rasa sadar tertib berlalu lintas. Karenanya, beberapa upaya dari jajaran kepolisian, juga sudah dioptimalkan. Mulai sosialisasi lewat banner, sampai di media-media. Termasuk media sosial,’’ katanya.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Merdeka, Dr. Saudah, S.Sos., M.Si., mengingatkan, Operasi Keselamatan Semeru ini selain untuk penertiban lalu lintas, juga diharapkan tetap mengingatkan soal protokol kesehatan.
Karenanya, perlu adanya inovasi dalam penyampaian komunikasi di masyarakat. Hal itu penting, agar pesan yang ingin disampaikan, benar-benar bisa diterima masyarakat. Hingga tidak terjadi penolakan.
‘’Sejauh ini, upaya-upaya dari pemerintah, dunia kesehatan dan media, juga sudah optimal. Jadi harus diakui, sosialisasi secara menyeluruh itu sangat penting. Baik di media konvensional maupun media digital,’’ katanya.
Saudah menambahkan, komunikasi untuk menyadarkan masyarakat, tentang pentingnya beretika di jalan raya dan protokol kesehatan, bisa dilakukan dengan mengawalinya pada diri sendiri dulu. Selanjutnya ditingkatan ke lingkup komunitas, atau masyarakat sekitar.
Hal senada juga disampaikan Dosen Sosiologi Universitas Negeri Malang, Abdul Khodir. Yang juga mengingat, Operasi Keselamatan Semeru yang dilakukan setiap tahunnya, perlu belajar dari pelaksanaan sebelumnya. Evaluasi itu menjadi penting, untuk melihat titik kelemahan yang muncul.
‘’Tahun sebelumnya, kita juga masuk di kondisi yang sama, saat pelaksanaan operasi. Bahkan sempat membuat angka Covid-19 mengalami kenaikan, saat masa mudik. Hal ini perlu perhatian, supaya tahun ini tidak terulang lagi,’’ katanya.
Abdul menambahkan, sebenarnya pelaksanaan Operasi Keselamatan Semeru di tengah pandemi Covid-19, justru menjadi tantangan. Karena bagaimanapun angka Covid-19 jangan sampai naik.
‘’Jadi bagaimana operasi yang dilakukan itu, justru bisa ikut menyumbang dalam penurunan angka Covid-19. Terlebih-lebih saat ini vaksinasi sudah mulai berjalan. Artinya, sangat mungkin dengan operasi ini, masyarakat makin paham terhadap pelaksanaan kegiatan ini,’’ tandasnya. (avi)