AMEG – Lingkar Sosial (Linksos) Indonesia lewat Tim Relawan Kemanusiaan (TRK) Inklusi Omah Difabel menggandeng BPBD Kabupaten Malang, PMI Kabupaten Malang, Batalyon Bekang-2 Kostrad dan komunitas difabel.
Linksos berkordinasi dengan instansi itu guna menindaklanjuti kebutuhan para penyandang disabilitas dampak gempa beberapa saat lalu.
Selain berkomunikasi dan mengirim bantuan sosial, Linksos juga melaksanakan edukasi tanggap bencana bagi difabel terdampak gempa di Malang. Hal ini sangat urgen.
Tim Relawan Kemanusiaan (TRK) Inklusi Omah Difabel Linksos, mencatat ada ratusan penyandang disabilitas korban dampak gempa hampir di setiap Kecamatan. Pendataan masih terus dilangsungkan.
Diantaranya penyandang disabilitas terdampak gempa ada di Kecamatan Pagelaran sejumlah 20 orang. Di Kecamatan Dampit sekira 30 orang. Belum wilayah lainnya yang dimungkinkan masih banyak penyandang disabilitas.
“Besok akan kami datangi untuk assessment, konseling serta edukasi tanggap bencana, sekaligus bantuan sosial pangan,” ungkap Kertaning Tyas alias Ken Kerta, pembina Linksos kepada Ameg.id.
“Masih belum selesai didata kontak lokal kami yang disana. Ke depan juga akan kami lakukan kunjungan,” tambahnya.
Menurut Ken Kerta, total sekira 50 Penyandang Disabilitas dari berbagai ragam Disabilitas, kebanyakan dari penyandang disabilitas fisik. Kebutuhan mereka beragam sesuai dengan dampak yang ditimbulkan.
Bagi yang rumahnya rusak mereka memerlukan bantuan renovasi. Bantuan sembako juga diperlukan sebab pekerjaan terganggu akibat bencana. Juga bantuan konseling agar kondisi mental mereka pulih.
“Resiko penyandang Disabilitas berlipat dalam bencana dibandingkan non disabilitas. Contoh kasus yang sederhana misalnya ketika evakuasi kaki palsu atau alat bantu mereka ketinggalan atau hilang,” jelas Ken.
Orang dengan disabilitas netra juga lebih panik ketika terjadi gempa, juga kawan-kawan tuli yang tidak bisa mengetahui informasi suara. (ar)