AMEG – Pada tahun 2021 Unisma Malang kembali dipercaya menjadi mitra penyelenggara pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Berdasarkan evaluasi tahun lalu, Unisma menjadi mitra yang sukses menggelar UTBK. Unisma Malang tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat, hal ini dilakukan demi mencegah adanya klaster baru penyebaran virus yang dikhawatirkan akan muncul.
UTBK dilaksanakan secara serentak mulai hari ini 12 – 18 April 2021 untuk periode pertama dan 26 April sd 2 Mei 2021 untuk periode 2. Hasil UTBK ini digunakan untuk mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021. Peserta UTBK yang ujian di Unisma sebanyak 2.528 peserta.
“Harapannya kami, UTBK yg dilaksanakan di Unisma berjalan dengan baik dan lancar. Tim IT Unisma sdh mempersiapkan jaringan, server, pengecekan 165 PC dan 34 PC cadangan sejak 2 minggu yang lalu.” kata Wakil Rektor 4 Bidang Kelembagaan, Publikasi, dan Teknologi Informasi Unisma Dr Ir Hj Istirochah Pujiwati MP.
Dia menjelaskan, protokol kesehatan dimulai dari masuknya peserta ujian dari gerbang masuk. Sebelum memasuki gerbang diperiksa suhu tubuhnya oleh petugas dan disemprotkan hand sanitizer. Demikian juga, sebelum memasuki ruang kelas juga diminta untuk mencuci tangan di wastafel yang sudah disediakan.
“UTBK tahun 2021 masih sama dengan 2020 yang dilaksanakan di masa pandemi. Karena itu, protokol Kesehatan tetap kami terapkan dengan ketat. Hanya peserta yang boleh masuk kampus, pengantar menurunkan peserta di drop-zone depan gedung Utsman bin Affan,” kata beliau.
Menurut Istirochah, pihaknya menyiapkan 5 gedung dengan 12 ruangan kelas di Unisma Malang untuk menampung 2.428 peserta UTBK tersebut.
“Bagi peserta UTBK yang belum beruntung diterima di PTN, bisa menjadikan Unisma sebagai Perguruan Tinggi tujuan untuk melanjutkan studi. Sebab Unisma tidak kalah dengan PTN. Saat ini berada di peringkat 44 dari 4.670 PTN-PTS se-Indonesia. Jika jumlah PTN saat ini 122 PTN, maka Unisma tidak kalah kualitasnya dibanding dengan Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Indonesia”, tambahnya. (yan)