AMEG – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, menerapkan strategi jemput bola. Dalam upaya menuntaskan vaksinasi Covid-19 bagi warga lanjut usia (lansia). Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachamanita menjelaskan, nantinya akan ada petugas yang ditugaskan mendatangi rumah warga lanjut usia, satu per satu, untuk melakukan suntik vaksin.
Jemput bola atau istilahnya sweeping lansia ini, kata dia, dilakukan agar tidak ada satu pun warga lanjut usia, yang tidak menerima vaksin Covid-19.
‘’Ini upaya yang kami lakukan agar seluruh lansia mendapatkan vaksin. Jangan ada yang tertinggal,’’ kata Febria, Minggu (11/4/21).
Dijelaskan, warga lanjut usia bisa disuntik vaksin di rumahnya masing-masing. Apabila yang bersangkutan tidak dapat datang ke Puskesmas. Ketidakhadiran lansia itu, boleh jadi disebabkan karena merasa takut, tidak diperbolehkan oleh keluarganya, atau tengah memiliki penyakit.
‘’Jadi dengan begitu, kami door to door ke rumah lansia. Alhamdulillah setelah kami datangi, mereka tidak mengalami penolakan. Kami lakukan pendekatan humanis sehingga lansia berkenan suntik,’’ ujar Febria.
Febria memastikan, program jemput bola vaksinasi lansia ini, telah berlangsung beberapa hari dan akan terus digencarkan. Tercatat, jumlah Lansia yang telah menerima vaksin di Surabaya sudah mencapai 30.506 orang.
‘’Vaksin lansia terus berlanjut setiap harinya termasuk di 63 Puskesmas yang tersebar se-Surabaya. Tentunya dengan berbagai pendekatan yang humanis,’’ kata dia.
Sementara itu Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr. Makhyan Jibril Al-Farabi mengungkapkan, sudah lebih dari 1,4 juta warga Jawa Timur yang disuntik vaksin Covid-19. Sementara untuk warga lanjut usia, jumlah yang sudah divaksin sekitar 250 ribuan.
Jibril menegaskan, pihaknye terus menggencarkan proses vaksinasi dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Jumlah vaksin yang diterima Pemprov Jatim, diakuinya sebanyak 3.182.660 dosis. Rinciannya sebanyak 2.687.160 dosis vaksin merk Sinovac, dan 495.500 dosis vaksin merk Astra Zeneca.
Jibril berpendapat, vaksinasi menjadi salah satu faktor yang membuat Jatim mampu menekan penularan Covid-19. Dimana saat ini ada 10 daerah di Jawa Timur yang berstatus zona kuning atau berisiko rendah penularan Covid-19. Sementara 28 kabupaten/ kota sisanya berstatus zona oranye atau berisiko sedang penularan Covid-19.
‘’Alhamdulillah 10 dari 38 daerah di Jatim masuk zona kuning, dan 28 sisanya zona orange (Covid-19),’’ kata dia.
Faktor lain yang membuat kasus Covid-19 di Jatim menurun menurutnya adalah kerja sama efektif dari berbagai pihak. Seperti aparat yang melakukan penegakan hukum, pemerintah yang melakukan program penanggulangan dan pengendalian, serta masyarakat yang menjalankan protokol kesehatan.
Selain itu, penurunan kaus Covid-19 di Jatim juga diakuinya tak lepas dari pelaksanaan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro. Kampung Tangguh juga dianggapnya memiliki peran penting dalam upaya mengendalikan penularan Covid-19 di tingkat RT-RW. (avi)