AMEG – Sudah ada 17 ribu perusahaan, yang bersedia ikut program vaksinasi gotong royong. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mencatat, setidaknya dari jumlah perusahaan tersebut, akan ada 8,6 juta pekerja yang menerima vaksin Covid-19.
‘’Data sampai dengan saat ini, sudah ada 17 ribu perusahaan dengan peserta 8,6 juta pekerja yang siap divaksin,’’ kata Wakil Ketua Umum Kadin, Shinta Widjaja Kamdani dalam webinar Manfaat Perubahan Perilaku Memakai Masker dan Vaksinasi Gotong Royong, Jakarta, Rabu (7/4/2021).
Shinta menjelaskan, 17 ribu perusahaan tersebut, sudah memasuki tahap kedua pelaksanaan vaksinasi gotong royong. Dalam program ini, biaya vaksinasi peserta akan ditanggung perusahaan.
Biaya itu ditentukan pemerintah lewat perusahaan yang ditunjukkan yakni Bio Farma. Ada tiga komponen yang dibayarkan perusahaan. Harga vaksin, distribusi dan biaya fasilitas kesehatan.
Vaksin yang telah dibayarkan perusahaan nantinya, akan didistribusikan Bio Farma ke fasilitas kesehatan, yang ditunjuk perusahaan. Untuk itu dalam hal ini proses vaksinasi dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk pemerintah.
‘’Vaksin akan didistribusikan oleh Bio Farma untuk dikirimkan ke fasilitas kesehatan yang ditunjuk perusahaan,’’ kata dia.
Shinta menjelaskan, fasilitas kesehatan yang ditunjuk harus berbeda dengan yang ditunjuk pemerintah untuk vakinasi massal. Selain itu penggunaan vaksin juga akan berbeda dengan yang digunakan pemerintah.
Dalam program vaksinasi gotong royong, vaksin yang akan digunakan yakni Sinophram. Sedangkan yang telah digunakan dalam program vaksinasi massal dari pemerintah yakni Sinovac dan Astra Zeneca.
Saat ini vaksin yang telah dipesan untuk program vakinasi gotong royong, sebanyak 15 juta dosis. Vaksin ini akan dikirimkan secara bertahap oleh produsen. Namun kabar buruknya, kata Shinta, distribusi vaksin ini akan terhambat dan diberhentikan untuk sementara waktu. Tetapi Shinta meyakinkan, vaksin tersebut mulai akan kembali didistribusikan pada akhir April 2021.
Sebelumnya, PT Bio Farma (Persero) sudah menerima 53,5 juta dosis bahan baku (bulk) vaksin Covid-19 dari Sinovac. Berdasarkan data terakhir per 30 Maret 2021, yang sudah diproduksi sebanyak 26 juta dosis.
‘’Total bulk yang sudah kami terima adalah sejumlah 53,5 juta dosis dalam 4 kali kedatangan. Sudah kami proses produksi sejak 13 Januari 2021 lalu dan diperkirakan menjadi sekitar 42 juta dosis, dan per 30 Maret sudah kami produksi sejumlah 26 juta dosis,’’ ungkap juru bicara vaksinasi dari PT Bio Farma, Bambang Heriyanto.
Untuk terus membantu memenuhi kebutuhan program vaksinasi pemerintah, Bio Farma tengah melakukan usaha percepatan dan penambahan kapasitas produksi vaksin Covid-19, dengan menggunakan fasilitas produksi gedung no. 43 yang baru saja mendapatkan sertifikasi CPOB dari BPOM. Sehingga mulai 30 Maret 2021, sudah bisa digunakan untuk produksi. Produksi sebelumnya hanya bisa dilakukan di fasilitas produksi Gedung no. 21.
Bambang menambahkan, pada April 2021 diperkirakan stok vaksin bisa bertambah menjadi 11,9 juta dosis, dari sebelumnya hanya 7,9 juta dosis. Namun peningkatan kapasitas produksi ini juga masih tergantung pada supply bulk vaksin yang akan datang. Bulk Sinovac yang akan datang sampai Juli 2021 sebanyak 140 juta dosis, yang pengirimannya dilakukan secara bertahap.
Bio Farma sampai saat ini sudah mendistribusikan 20,5 juta dosis vaksin Covid-19 ke seluruh Provinsi di Indonesia. Vaksin tersebut berasal dari vaksin produk jadi Sinovac (CoronaVac) dan AstraZeneca, serta vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma dengan bahan baku atau bulk dari Sinovac.(avi)