
CEK: Walikota Batu, Dewanti Rumpoko meninjau lokasi pengungsian warga terdampak tanah longsor di Dusun Brau, Desa Gunubgsari, Kecamatan Bumiaji Kota Batu. (Foto: Dewanti Rumpoko for DI’s Way Malang Post)
AMEG – Pembangunan hunian sementara (huntara) oleh Pemkot Batu melalui Dinsos menemui titik terang. Dilakukan minggu pertama bulan April ini. Targetnya, 30 April rampung. Sesuai dengan kedaruratan yang ditetapkan.
Jumlah yang akan dibangun delapan couple. Setiap couple ada dua huntara. Maka total yang akan dibangun sebanyak 16 huntara. Ukuran tiap unit 4 x 6 meter. Dilengkapi dua kamar serta satu ruang serba guna di dalamnya.
Kadinsos, Ririk Mashuri menjelaskan. Pembangunan ini menindak lanjuti surat pernyataan tanggap darurat Walikota Batu Nomor 360/045.1/422.206/2021 tanggal 2 Februari 2021. Sebagai dasar tindakan Dinsos terhadap penanganan bencana di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu.
“Pembangunan huntara ini, meskipun kejadian di Dusun Brau adalah bencana, menjadi ranahnya Dinsos,” ujar Ririk kepada DI’s Way Malang Post, Selasa (6/4),
Rencananya ditempati 15 KK, warga Dusun Brau yang terdampak longsor. Lamanya proses pembangunan ini, karena permasalahan lahan. Beberapa waktu lalu, lahannya sudah ditetapkan. Tapi batal.
Karena di lahan yang akan dipakai, ternyata akan dibangun kandang komunal Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu. Maka harus pindah ke lokasi lain. Saat mencari lokasi lain juga sempat terjadi persoalan.
Pertama, pemindahan huntara akan dilakukan di ledokan Dusun Brau. Bahkan lokasinya sudah disurvei stake holder yang bersangkutan. Hasilnya, sudah sangat ok dan cocok.
“Namun masyarakat tak mau dipindah ke lokasi tersebut. Mereka menyatakan jika di lokasi itu, banyak terjadi hal-hal mistis,” ungkap Ririk
Menyikapi penolakan ini, pihaknya mencari alternatif lokasi lain. Hingga ketemulah tempatnya. Lokasinya berada di samping SDN 04 Gunungsari. Sudah dapat rekomendasi dari BPBD. Layak ditempati untuk pembangunan huntara.
Setelah fix lokasinya, Dinsos Kota Batu minta pernyataan warga. Kesanggupan jika sudah selesai dibangun, huntara harus ditempati. “Jangan sampai setelah kami bangunkan huntara malah tidak ditempati,” katanya.
Hasilnya, semua warga terdampak tanah longsor menyatakan setuju menempati. Maka pihaknya segera melakukan pembangunannya. “Batas waktunya 30 April, harus jadi. Karena batas kedaruratan sampai tanggal 30 April,” ujarnya.
Mengenai estimasi anggaran untuk satu couple huntara mencapai Rp 40 juta. Sistem penganggaran wewenang Inspektorat Kota Batu. Karena pembangunan huntara ini menggunakan dana BTT (Belanja Tidak Terduga).
Dalam penanganan bencana Dusun Brau, Dinsos Kota Batu tak hanya membangunkan huntara saja. Sesuai dengan aturan, pihaknya juga akan memberikan bantuan logistik dapur umum mandiri.
Bantuan itu akan diberikan selama tiga bulan. Selain logistik, Dinsos juga menganggarkan bantuan pulsa listrik. Sesuai dengan visi misi Walikota Dewanti, di wilayah pembangunan huntara juga akan ada perpustakaan dan layanan pendidikan.
Pihaknya juga akan memohon kepada Diskominfo, untuk pemancaran wifi. Tujuan agar memberikan kelancaran pelaksanaan anak-anak sekolah selama belajar daring. (jan)