Percepatan pelaksanaan vaksinasi, bagi pelaku ekonomi kreatif di bidang film, akan terus dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Sebagai salah satu upaya mempercepat pemulihan sektor perfilman tanah air.
‘’Pertama adalah vaksinasi, kita terus melakukan koordinasi agar para pekerja film ini bisa mendapat prioritas vaksinasi,’’ kata Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dalam rilisnya, Minggu (4/4).
Bahkan kementeriannya, telah melakukan pendataan pelaku ekonomi kreatif. Termasuk di sektor perfilman, sebagai basis data untuk vaksinasi. Hingga saat ini, sudah terkumpul sebanyak 21.558 pelaku, dari lima subsektor ekonomi kreatif dan bidang MICE. Nantinya data tersebut, akan dikoordinasikan dengan kementerian/lembaga lain. Diharapkan dapat segera mendapat jatah alokasi vaksin.
Dari jumlah tersebut, khusus untuk pelaku di sektor film, tv dan bioskop, terdata sebanyak 19.811 pelaku. Ditargetkan pelaksanaan vaksinasi tersebut, bisa berjalan pada bulan ini. Meski sebagian pekerja film saat ini ,juga sudah ada yang mendapat vaksinasi, melalui berbagai program vaksinasi di daerah.
‘’Itu target yang kami ingin capai, untuk dapat diberikan prioritas khusus. Mereka ini adalah garda depan atau frontliner. Untuk itu, kita akan terus berkolaborasi dengan insan perfilman,’’ kata Sandiaga.
Bersama berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pihaknya juga menjalankan gerakan Kembali ke Bioskop. Diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat untuk menonton film tanah air.
Sebelumnya, Kemenparekraf telah merilis panduan pelaksanaan Cleanliness, Health, Safety and Environmental Sustainability (CHSE) untuk sektor bioskop. Bersama industri Kemenparekraf/Baparekraf, juga telah menjalankan simulasi.
‘’Gerakan tersebut sudah tereksekusi di beberapa daerah, dimana bioskop sudah kembali dibuka dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Seperti di Surabaya, Jakarta dan Solo. Tapi ke depan akan terus kita tingkatkan,’’ ujarnya.
Menparekraf juga tengah mengkaji berbagai stimulus, yang dapat diberikan kepada insan perfilman. Mulai dari sisi produksi, distribusi hingga pemasaran bersama dengan industri, agar benar-benar dapat memberikan dorongan yang tepat manfaat dan tepat sasaran.
Sebagai catatan, kontribusi sektor industri film terhadap PDB nasional sebesar Rp 15 triliun pada 2019. Sektor industri film, juga memberikan multiplier effect yang tinggi karena ada lebih dari 2.500 jenis usaha yang terlibat dalam satu film. Mulai dari produksi hingga distribusi.
‘’Kita juga ingin ada satgas anti pembajakan. Langkah-langkah ini akan terus kita jalankan berkolaborasi dengan industri. Karena pemerintah yakin betul, yang lebih tahu akan kebutuhan adalah industri sendiri,’’ kata Sandiaga. (*rdt)