Reporter: Ananto Wibowo
AMEG – Dapat rekomendasi dari BPBD Kota Batu, mulai Jumat (2/4/21) kawasan Payung l di Jalan Bridgen Abdul Manan, Songgokerto, Kota Batu, dinyatakan aman dan semua pedagang bisa kembali beroperasi.
Dari ke-14 pedagang, mereka sudah kembali ke lapak sejak 20 Maret lalu. Tapi mereka belum aktif berdagang, karena setelah satu bulan ditinggal ngungsi, bangunan warung perlu renovasi.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Achmad Choirur Rochim, mengatakan, saat ini pedagang sudah boleh membuka lapaknya. Wisatawan juga diperbolehkan berkunjung ke kawasan Payung l.
“Tapi kami tetap mengimbau agar selalu waspada, terutama saat hujan lebat. Pedagang dan wisatawan harus tetap hati-hati,” pinta Rochim, Jumat (2/4/21).
Ketua Paguyuban Jagung Bakar Payung l, Ani Wahyu Wijayanti, secara terpisah, mengatakan, seluruh pedagang di Payung l sudah kembali berdagang. Ada satu dua yang belum buka, karena belum selesai renovasi.
“Mereka mulai kembali ke sini sejak 20 Maret. Datangnya tak serentak, ada yang tanggal 20, ada yang 22,” ungkap dia.
Setelah tutup selama satu bulan, sambung dia, tak ada laporan terkait tambahan retakan tanah di kawasan Payung l. Jadi sudah aman.
Sejak kembvali beroperasi, pengunjung sudah mulai Nampak, meski belum seramai dulu. Dalam waktu dekat pihaknya mengadakan tasyakuran bersama rekan satu paguyuban.
“Kami masih cari hari yang tepat, agar wisatawan yang datang ke Payung bisa segara normal,” katanya.
Sementara itu, Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan UPT Malang, Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Provinsi Jawa Timur, Kholilah, mengatakan, penanganan retakan di kawasan Payung I sudah selesai. Utuk sumur pelegah dalam proses penyelesaian.
“Kami menargetkan bisa selesai dalam satu bulan, terhitung dari 25 Februari lalu,” jelas Kolilah.
Di lokasi yang saat ini direhabilitasi, akan dibuat empat sumur pelegah untuk mengatasi kejenuhan tanah yang disebabkan hujan yang sering memicu retakan dan tanah ambles. Pembangunan sumur pelagah ini sebagai upaya penanganan jangka pendek.
“Empat sumur pelegah ada di dua titik. Tiga di sebelah timur jalan, dan satu titik di barat jalan,” katanya.
Fungsi sumur pelagah untuk menampung dan membuang air hujan, sehingga tak sampai masuk celah retakan tanah.
Kholilah juga mengungkapkan, penanganan jangka pendek hampir rampung. “Kendalanya, di dalam galian sumur ada airnya, sehingga butuh waktu lumayan Panjang, karena harus dikeringkan dulu,” katanya.