Malang – Menekan jumlah penderita stunting menjadi fokus Bupati Malang, HM Sanusi. Maka bersama sejumlah jajarannya, berkunjung ke rumah beberapa penderita stunting di Desa Gondanglegi Kulon.
Penanganan ini juga pesan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Termasuk angka kemiskinan. Stunting Kab Malang berada di angka 11,4 persen. Jumlah ini dihimpun dari setiap posyandu kecamatan. Pemkab Malang akan melibatkan perguruan tinggi.
“Kita akan tangani. Sebab ini ‘kan pesan Bu Gubernur saat sertijab. Stunting dan kemiskinan harus habis di Kabupaten Malang,” ujar Sanusi.
“Kita akan intervensi langsung. Mulai minggu depan kita ada rakor dengan Universitas Brawijaya membahas ini. Apa yang harus kita lakukan. Kita undang tim dokter UB dan Dinkes untuk mengadakan pergerakan aksi penanganan stunting,” tandasnya.
Bukan main-main, 6 bulan ke depan ditargetkan turun 4 persen. Caranya, dengan memberi gizi yang cukup dan mengedukasi orang tua. “Mudah mudahan dengan upaya pemberian gizi dan edukasi yang cukup terhadap orang tuanya. Sehingga angka stunting dapat diturunkan dalam 6 bulan ini. Targetnya 2 sampai 4 persen,” jelasnya.
“Stunting ini banyak penyebabnya. Bisa gizi buruk, pembawaan orang tua. Makanya kalau perlu kita sediakan satu pendamping untuk dua anak selama aksi pergerakan penanganan stunting,” pungkasnya.
Sanusi juga menyarankan agar selama masa pandemi covid-19 ini, berbagai macam kegiatan petugas secara tatap muka agar dikurangi. Untuk mengantisipasi klaster baru. Terutama bagi penderita stunting. Lantaran gizi buruk bisa menjadi faktor utama rentan tertular. (riz/jan)