Malang – Pandemi Covid-19 mengubah banyak hal, termasuk dalam berkesenian. Seni pertunjukan seperti teater, harus berefleksi dan beradaptasi dalam memproduksi karya-karyanya. Namun hal tersebut tampaknya tidak menjadi tembok penghalang bagi seniman teater di Kota Malang. Pertunjukan seni yang identik dengan kerumunan orang kini digelar dengan protokol kesehatan ketat.
“Sebenarnya kita bikin pentas sejak September, baik live streaming maupun pertunjukan langsung sesuai prokes, dengan mengurangi nominal tiket,”ujar Bedjo Supangat, Sutradara Teater Komunitas.
Pementasan tersebut disambut antusias oleh penikmat seni pertunjukan. Menurutnya, hal tersebut menjadi pertanda bahwa banyak masyarakat yang rindu dengan pertunjukan seni.
“Kemarin di Apartemen Begawan pertunjukan yang dikolaborasikan dengan pameran juga ramai ternyata, banyak hal yang tak terduga memang saat pandemi ini,” tambah Bedjo.
Ditanya soal kesulitan yang dihadapi saat pementasan di tengah pandemi, Bedjo menyebut relatif tidak ada kendala. Yang berbeda hanya penerapan protokol kesehatan. “Yang penting disikapi dengan tenang,” katanya.
Keberhasilan pementasan seni, khususnya teater juga tidak lepas dari kerjasama kolektif. Mulai dari kostum, artistik, musik dan aspek lainnya. “Kolaborasi kolektif ini yang menjadi kunci kesuksesan pementasan,” ungkap Bedjo.
Dalam waktu dekat, mereka akan menggelar pementasan di Dewan Kesenian Malang pada 7 April 2021. Temanya masih soal pandemi yang masih berlangsung hingga kini.
“Ceritanya dark era di masa pandemi yang kemudian dikaitkan dengan pelaku seni. Baik yang berkaitan dengan konflik ekonomi maupun sosial. Kalau gak ada job gimana makannya, kira-kira nanti ceritanya begitu,” kata Bedjo.
Sementara di Hari Teater Sedunia yang diperingati setiap 27 Maret, menurut Bedjo, menjadi momen refleksi bahwa teater adalah replika kehidupan masyrakat. “Ada tidak adanya panggung secara harfiah, kita ini berperan menjadi aktor,” tutupnya. (Glr-Anw)