Malang – Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Malang, segera akan melaksanakan uji coba Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka (luring), mulai awal April mendatang. Bahkan dalam catatan Dindik, sebagian besar sekolah negeri di Kabupaten Malang, telah menyatakan kesiapannya. Apabila KBM akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
‘’Awalnya kami jadwalkan Juli, tapi kami percepat pada 5 April 2021 mendatang. Dan sekolah-sekolah juga sudah bisa melakukan tatap muka. Sekitar 90 persen sekolah negeri di Kabupaten Malang sudah menyatakan kesiapannya,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, Rachmat Hardjono.
Menurut Rahmat, dari 340 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Malang, hampir semuanya sudah mengaku siap melakukan kegiatan tatap muka. Hingga saat ini, pihaknya sampai saat ini terus melakukan imbauan kepada sekolah di Kabupaten Malang, untuk melengkapi fasilitas pencegahan Covid-19 sebagai bentuk keseriusan dalam mentaati protokol kesehatan.
Selain itu, jumlah rombongan belajar (rombel) dalam tatap muka nanti juga harus dibatasi agar tidak terjadi klaster baru di lingkungan sekolah. Terlebih adanya vaksinasi untuk tenaga pendidik, juga menjadi faktor pendukung untuk merealisasikan KBM secara luar jaringan (luring).
‘’Para tenaga pendidik saat ini mengikuti vaksinasi. Itu salah satu faktor bisa dilakukan KBM tatap muka. Yang menjadi catatan penting, jika ada orang tua yang belum ingin anaknya sekolah tatap muka, maka tidak boleh dipaksa,’’ sebutnya.
Untuk itu, tambah Rahmat, dirinya bakal menerapkan KBM tatap muka (luring), dengan dibuat dengan sistem shift. Yakni pagi dan siang. Setiap shift akan diisi 50 persen dari rombel perkelas.
‘’Jadi kalau misalkan per kelas sudah ada sekitar 30 siswa, maka hanya 15 siswa saja yang masuk di shift pertama, sisanya masuk shift kedua. Untuk batasan jam per mata pelajaran, masih akan dirundingkan lagi,’’ tegasnya.
Sementara itu dari Kota Malang, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Wanedi memberikan persetujuan jika Pemkot Malang memberlakukan sekolah tatap muka. Menurutnya, saat ini wali murid maupun para siswa, mulai jenuh. Karena kegiatan belajar mengajar hanya melalui daring atau online selama setahun lebih.
‘’Kami menerima sudah banyak keluhan. Intinya, kami berharap sekolah atau pembelajaran tatap muka harus segera dilakukan,’’ ucap Wanedi.
‘’Tapi setiap sekolah yang mau menggelar tatap muka, harus disertai protokol kesehatan. Terutama untuk sekolah SD maupun SMP. Sepanjang mematuhi protokol kesehatan, ya aman. Bebiasaan yang baik ini harus diterapkan,’’ tambahnya.
Wanedi mengaku mengetahui informasi sekolah tatap muka, akan digelar pada Juli 2021. Wanedi minta pemerintah melihat kondisi sebelum mengizinkan sekolah tatap muka.
‘’Bila vaksin berjalan dan masyarakat disiplin, kondisinya akan baik pada Juli 2021. Prinsipnya, pendidikan harus tidak ada kendala, baik luring ataupun daring,’’ tegasnya.
Dia juga mendukung bila Pemkot menggelar uji coba terlebih dahulu. Apalagi Disdikbud Kota Malang, sudah menganggarkan untuk protokol kesehatan 5M. Mulai dari tempat cuci tangan dan sarana pra sarana. (riz/rdt)