
JUARA: Mokhammad Khatami, Damar Pietradagya Dewantara dan Sahrul Ardiyansyah penggagas teknologi terapan Salafy. (Foto: Istimewa)
Malang – Safety di perusahaan industri selalu mengalami perkembangan. Karena terkait erat dengan kemajuan teknologi. Di Indonesia disebut dengan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Perguruan tinggi pun memiliki jurusan atau minimal mata kuliah tentang K3.
Bahkan inovasi di bidang safety ini juga dikompetisikan. Salah satunya, Safety Competition 2021 digagas Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Kesehatan dan Keselamatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya. Temanya: Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya K3 pada Era New Normal untuk Menyongsong Revolusi Industri 4.0.
Kali ini tim mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) berhasil meraih juara I Lomba Karya Tulis Ilmiah di kompetisi tersebut. Tim terdiri dari Mokhammad Khatami (Prodi D-IV Teknik Otomotif Elektronik), Damar Pietradagya Dewantara (Prodi D-III Teknik Kimia) dan Sahrul Ardiyansyah (Prodi D-IV Teknik Elektronika) ini, sukses menjadi yang terbaik pada ajang yang diselenggarakan secara daring Desember 2020-Maret 2021.
Kompetisi ini, diikuti mahasiswa jenjang diploma dan sarjana di perguruan tinggi di Indonesia. Diantaranya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Gadjah Mada, Universitas Brawijaya, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, Universitas Airlangga, Politeknik Negeri Malang dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Ketua tim mahasiswa Polinema, Mokhammad Khatami, mengatakan. Pihaknya menyajikan karya tulis inovasi dengan judul “SALAFY (Smart Labor Safety): Penerapan IoT sebagai Kesadaran K3 serta Prevensi Dini Tenaga Kerja dari Kebocoran Gas CH4 dan H2S di Industri Gas Guna Mencapai Indonesia Zero Accident”.
Presentasi dan pengumuman juara dilaksanakan 21 Maret 2021. Tim Polinema berhasil meraih nilai tertinggi. Menyisihkan ITS Surabaya dan Universitas Brawijaya, yang menjadi juara kedua dan ketiga.
“Inovasi kami berdasarkan permasalahan tentang kecelakaan kerja yang terjadi di industri gas. Berupa kebocoran gas yang memiliki resiko meledak atau kebakaran dan keracunan bagi pekerja. Itu menjadi tantangan bagi tim kami untuk berinovasi dalam meminimalisir kecelakaan kerja. Pada lomba ini, kami dibimbing Christyfani Sindhuwati,” ujarnya.
Khatami menjeskan, SALAFY memiliki dua alat yang saling terhubung. Disebut, K3 Smart Bracelet dan Gas Leak Detector. Masing-masing punya fungsi sendiri, tapi saling terkait.
K3 Smart Bracelet, sebagai gelang kesadaran saat pekerja memasuki ruang kerja. Dilengkapi sensor ultrasonik dan arduino uno. Terhubung ke monitor dan lampu. Serta buzzer menyala sebagai notifikasi.
Monitor akan menampilkan website Cerdas K3. Berisi APD yang diperlukan dan bahaya yang mengancam saat memasuki ruangan tersebut.
Gas Leak Detector, fungsinya mendeteksi kebocoran gas di tempat yang rawan bocor. Karena berbasis IoT, maka konsentrasi gas akan dikirimkan ke monitor. Berfungsi menyimpan data kebocoran gas. Juga ke K3 Smart Bracelet, bagi pengguna yang selama ini menjadi problem investigasi bagi pihak berwajib.
“Otomatis, aliran listrik akan diputus melalui relay di ruangan tersebut. Sebagai peminimalisir range kebakaran yang terjadi,” jelas Khatami.
Ketua Jurusan Teknik Mesin, Ir Pipit Wahyu Nugroho MT menyampaikan apresiasi atas prestasi yang telah diraih tim mahasiswa Polinema.
“Saya atas nama Jurusan Teknik Mesin mengucapkan Alhamdulillah atas prestasi tim mahasiswa ini. Sangat bersyukur di tengah pandemi masih tetap bisa berkarya. Semoga kami bisa lebih baik lagi kedepannya,” tutup Kajur Teknik Mesin ini. (roz/jan)