Malang – Ketika Arema dijamu Persikabo 1073. Di Liga 1 2020 lalu. Skuat Singo Edan, sukses mengalahkan tuan rumah 2-0. Dua gol dibuat Kushedya Hari Yudo. Tapi itu dulu. Pas tim Arema sudah dalam kondisi siap tempur. Dan lawannya, juga agak canggung saat tampil perdana di Stadio Pakansari Bogor.
Sore tadi, kondisinya berbeda. Justru bertanding di Stadion Mahanan Solo, Arema hanya merebut satu poin. Di grup A, turnamen pramusim Piala Menpora 2021. Hasil imbang 1-1 (0-1) jadi catatan akhir pertandingan.
‘’Kami tak terlalu kecewa dengan hasil imbang 1-1 tadi (kemarin, Red.). Selain faktor adaptasi pemain lama dan baru, laga perdana memang tidak mudah bagi anak-anak. Berbeda dengan lawan, yang mayoritas merupakan pemain-pemain lama eks 2020. Anak-anak sudah maksimal. Kami berharap pada laga kedua nanti, mereka sudah lebih solid dan terbiasa dengan pola baru,’’ ujar asisten pelatih, Singgih Pitono, usai pertandingan.
Turun dengan pola 4-4-2, agak diluar dugaan, tim Singo Edan memasang kuartet berbeda di depan penjaga gawang Teguh Amiruddin. Gelandang Hanif Abdurrauf Sjahbandi ditarik ke belakang. Mendampingi Bagas Adi Nugroho sebagai bek tengah. Fullback kanan dan kiri ditempati Muhammad Roby dan Johan Ahmad Alfarizi.
Empat gelandang diisi Rizky Dwi Febrianto, Jayus Hariono, Bruno Smith Nogueira Camargo dan Dendi Santoso. Sedangkan duet depan, menurunkan Kushedya Hari Yudo dan Dedik Setiawan.Meski demikian, Arema nyaris saja mencuri keunggulan. Di menit kedua, saat laga baru dimulai. Langsung mengambil inisiatif serangan, sebuah peluang emas langsung didapat Arema FC. Lewat tendangan deras Dedik Setiawan. Tapi masih bisa diamankan kiper Persikabo 1973, Syahrul Trisna Fadilah.
Begitu juga menit kelima, di laga yang diwasiiti Aprisman Aranda dari Padang Panjang, Sumbar itu. Crossing Bruno Smith di mulut gawang lawan, gagal dituntaskan Kushedya Hari Yudo. Sundulannya tipis mampu dihalau kiper lawan.
Nahas bagi Arema. Keasyikan mengurung lini pertahanan lawan, justru harus kecolongan gol terlebih dahulu. Berawal dari sepak pojok, yang tak bisa diamankan Hanif Sjahbandi. Bola sapuannya, justru menjadi bola liar. Mantan pemain Arema, Ahmad Nufiandani menit ke-11, tak terkawal mampu memaksimalkan bola itu, untuk merobek jala gawang Teguh Amiruddin.
Hengkangnya sang pemutus serangan lawan, Hendro Siswanto, benar-benar menjadi kehilangan besar bagi Arema. Peran di lini vital itu, relatif keteteran saat diperankan Jayus Hariono.
Sementara tim lawan, yang kini mengusung embel-embel nama baru Persikabo 1973 tersebut, lebih banyak memanfaatkan serangan balik. Tapi relatif efektif dan berbahaya. Pergerakan Ahmad Nufiandani, Guntur Triaji, Roni Sugeng dan Wawan Febrianto, beberapa kali sempat membuat repot lini belakang Arema.
Sepanjang babak kedua, para pemain tim Singo Edan seperti tak kenal lelah. Untuk mengejar ketertinggalannya. Memperagakan pola anyar 4-4-2, sepertinya masih menjadi handicaps tersendiri bagi para pemain.
Beruntung dalam sisa lima menit waktu normal pertandingan, gelombang serangan yang dilancarkan Arek-Arek Malang, membuahkan hasil.
Adalah Dendi Santoso yang mampu menyelamatkan Arema dari kekalahan. Lewat gol tak terduganya di menit ke-85. Gol tercipta dari kesalahan pemain Persikabo 1953. Upaya mereka menghalau bola dari area kotak penalti, justru mengenai kepala Dendi Santoso. Membuat laju bola terpantul kembali. Tajam ke arah gawang yang tak mampu diselamatkan kiper Persikabo.
Hingga laga berkesudahan 1-1. Kedua tim pun sama-sama berbagi angka. Yang menjadikan keduanya harus berjuang keras. Untuk merebut poin penuh di laga kedua. Jika tetap ingin melanjutkan turnamen ini di babak selanjutnya. (act/rdt)