Situbondo – Polemik pengelolaan Smart Market (SM) atau Simposium (Situbondo Market Point – Sinergi Usaha Mikro) di Kompleks Pasar Mimbaan, Kecamatan Panji, Situbondo, kian memanas.
Amirul Mustafa, aktivis senior di Situbondo menyayangkan sikap berlebihan Bupati Karna Suswandi dan partai pengusungnya di dewan.Mengapamereka hanya menyoal pengelolaan Simposium. Padahal, aset Pemkab Situbondo itu, sangat banyak.
“Simposium ini kan hanya bagian kecil saja dari aset pemkab yang dikerjasamakan. Padahal, banyak sekali aset daerah yang tak tertib administrasi. Soal Simposium itu, saya tegaskan lagi, ini aset kecil dan kasuistik,” jelas Amir, panggilan akrabnya.
Aturan mengenai pengelolaan barang milik daerah jangan hanya dipersempit soal Simposium. Dicontohkan Amir, adalah aset pemkab di kawasan wisata Perusda Pasir Putih, itu banyak tumpang tindih dan overlaping.“Tanahnya milik Perusda tetapi bangunannya milik pemkab dan sebaliknya,” paparnya.
Menurut Amir, soal Simposium itu harus dilihat secara utuh. Apakah soal sewa los toko, ataukah soal kerjasamanya. “Ini Simposium kan kerjasama bukan sewa menyewa. Jadi kami harap para pembuat kebijakan lebih arif lagi, apalagi berbicara soal investasi di Situbondo,” katanya.
Amir menilai, polemik perjanjian kerjasama (PKS) Simposium hanya karena dendam politik. “Kesannya suka tidak suka, karena bukan pendukung atau golongannya,” pungkas Amir. (zai/ekn)