Malang – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menggelar kongresnya yang ke-XXXI. Kongres tersebut diselenggarakan di Surabaya sejak 17 Maret lalu dan dijadwalkan berakhir pada 22 Maret 2021 mendatang. Salah satu yang diagendakan dalam Kongres ke-XXXI HMI ini adalah pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar (PB) HMI.
Menurut mantan Ketua Bidang Riset dan Teknologi PB HMI, Raihan Ariatama, sebagai forum yang memegang kekuasaan tertinggi organisasi, Kongres ke-XXXI HMI ini diharapkan bisa menghasilkan gagasan-gagasan pembaharyan yang memiliki nilai kontributif dan solutif bagi organisasi HMI dan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu, Kongres Ke-XXXI HMI ini harus menjadi ruang pertarungan gagasan (battle of ideas) antar berbagai kader terbaik himpunan. Sehingga, yang dimenangkan dalam kongres kali ini adalah gagasan-gagasan untuk perbaikan HMI dan kontribusi bagi umat dan bangsa,” ujar Raihan.
Sejalan dengan hal tersebut, Raihan yang ternyata bakal maju menjadi calon Ketua Umum PB HMI juga punya sejumlah gagasan, yang bertajuk Empowering HMI. Gagasan yang pertama yakni mewujudkan HMI Digital. Menurutnya, hal itu diperlukan untuk menjawab tantangan di era digitalisasi, atau era revolusi industri 4.0.
Terlebih menurutnya, dalam sebuah organisasi yang ada saat ini, digiltalisasi bukan hanya sebagai kebutuhan. Namun menjadi satu keharusan. Sementara jika tidak dilakukan, yang dikhawatirkan organisasi akan mengalami disrupsi dan lambat laun akan terhempas dari hiruk pikuk sejarah.
“Dalam perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat ini, organisasi dituntut untuk adaptif dan melakukan pembaharuan. HMI Digital merupakan strategi dan upaya untuk adapatif terhadap pesatnya perkembangan teknologi informasi. Penerapan HMI Digital ke depannya adalah berupa adaptasi pola perkaderan dengan metode Manajemen Pelatihan Virtual (MPV), tata kelola organisasi berbasis digital, dan pembuatan aplikasi dan sistem big data,” jelas Raihan.
Gagasan kedua adalah HMI E-4.0, atau Emporement HMI. Yang merupakan suatu program untuk mengkonstektualitaskan nilai-nilai pengkaderan HMI agar sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Hal itu diperlukan untuk bisa memperbaharui pola pengkaderan agar terlahir sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, kompetitif dan kompeten.
“Perkaderan di HMI adalah sebuah proses untuk meningkatkan skill dan kapasitas kader. Layaknya sebuah proses, titik tekan dan metode perkaderan bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan zaman, namun nilai-nilai yang melandasinya bersifat tetap. Dengan HMI E-4.0, diharapan seorang kader bisa memunculkan pola pikir yang link and match. Dan bisa memberdayakan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan zaman,” terang dia.
Ketiga adalah HMI Incubator Entrepreneurship. Ke depannya, HMI tidak sekadar menjadi komunitas intelektual, melainkan juga menjadi komunitas ekonomi yang berorientasi pada keadilan ekonomi, bukan pada pemaksimalan laba sebagaimana dalam sistem kapitalisme.
“Dengan sumber daya kader dan jejaring yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, HMI akan menjadi gerakan ekonomi besar yang harapannya mampu menjadi katalisator wirausahawan muda di Indonesia. HMI Incubator Entrepreneurship diharapkan mampu menumbuhkan minat kader-kader dan masyarakat dalam berwirausaha, serta mampu mengatasi hambatan-hambatan dalam menjadi wirusahawan muda,” jelas dia.
Gagasan keempat adalah HMI Perisai Kebangsaan. Kondisi Indonesia hari ini sedang menghadapi persoalan radikalisme agama yang kerap kali berujung pada tindakan pengkafiran, kekerasan dan teror (acts of violence and terror) dan persoalan separatisme.
“Sebagai salah satu elemen bangsa yang sedari awal menjunjung spirit keislaman dan kebangsaan, HMI harus menjadi perisai kebangsaan dengan turut mengambil peran dalam memberikan kontribusinya agar bisa membantu menyelesaikan beragam persoalan tersebut,” tegasnya.
Selain itu menurutnya, kader-kader HMI harus mengisi ruang publik Indonesia dengan narasi keislaman yang moderat dan narasi kebangsaan yang menyatukan. Melalui berbagai platform media, HMI harus memenangkan pertarungan wacana.
“Dengan gagasan Empowering HMI tersebut, HMI sebagai organisasi akan berdaya pada dirinya sendiri sekaligus berkontribusi bagi kemaslahatan ummat dan bangsa,” pungkasnya. (jay/yan)