Batu – Dari 220.296 jiwa penduduk Kota Batu, baru sekitar 4.000 jiwa yang tercover vaksin. Angka ini terbilang sangat kecil. Untuk mencapai herd immunity pun angkanya masih sangat jauh. Yang disyaratkan 70 persen populasi penduduk dalam suatu wilayah, harus tercover vaksin. Setidaknya untuk Kota Batu, harus ada 150 ribu warga, yang sudah tercover vaksin.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, drg Kartika Trisulandari menjelaskan, untuk proses vaksinasi tahap pertama, sudah berjalan 98 persen. Sedangkan tahap kedua, saat ini masih terus berjalan.
‘’Untuk vaksinasi tahap dua, sudah berjalan sekitar 60 persen. Saat ini vaksinasi dosis ke dua tengah berjalan,’’ kata Kartika kepada DIs Way Malang Post.
Lanjut dia, untuk vaksin yang beberapa waktu lalu datang, sebanyak 620 vial. Saat ini sudah akan selesai didistribusikan kepada penerima. Sehingga untuk vaksinasi selanjutnya, pihaknya masih menunggu alokasi vaksin lebih lanjut. Sayangnya, kapan vaksin itu kembali diterima Dinkes Kota Batu, masih belum diketahui.
Kartika mengungkapkan, untuk jumlah populasi yang tervaksin di Kota Batu, pada vaksinasi tahap pertama ada sekitar 1600-an orang. Sedangkan untuk vaksin pada tahap ke dua, yang masih berjalan hingga saat ini, sudah ada sekitar 2500-an orang yang tervaksin. Untuk totalnya berarti ada sekitar 4.000 orang sudah tercover vaksin.
Kartika mengatakan, total sementara masyarakat Kota Batu, yang didaftarkan dalam proses vaksinasi tahap ke dua ini, ada 8000-an masyarakat. Dari keseluruhannya, sudah ter upload datanya. Sehingga dari total masyarakat yang telah didaftarkan, dengan masyarakat yang telah tervaksin, jumlahnya masih separo.
Lebih lanjut, untuk vaksinasi lansia saat ini, sedang masuk dalam tahap verivikasi data. Dimana saat ini sedang dilakukan verifikasi NIK di tingkat desa. Setelah itu, data-data akan diupload ke aplikasi P-Care.
Kata dia, untuk vaksinasi kepada lansia akan diprioritaskan ketika vaksin termin ke 3 datang di Kota Batu. Selain diprioritaskan kepada lansia, juga akan diikuti oleh guru dan pedagang pasar.
‘’Untuk vaksinasi kepada mereka, akan tetap dilakukan secara bertahap seperti sebelum-sebelumnya. Namun untuk prioritas vaksinasi, tetap bagi lansia,’’ urai Kartika.
Sebelumnya, vaksinasi juga telah dilakukan kepada ASN di Pemkot Batu. Dari keselurahan ASN yang ada di Pemkot Batu, baru sekitar 30 persen yang telah memperoleh vaksin. Menurutnya, salah satu kendala yang menyebabkan lambannya proses vaksinasi di Kota Batu, karena distribusi vaksin yang datangnya secara perlahan.
Sementara itu, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, dr Susana Indahwati menjelaskan, dalam permasalahan lambannya vaksin datang ke Kota Batu, pihaknya sudah terus menerus bersurat kepada pemerintah pusat.
‘’Kami sudah terus mendobrak ke pemerintah pusat. Namun bagaimanapun juga kalau namanya wayang, ya nurut dalangnya,’’ ujar Susan.
Susan juga menjelaskan, vaksin yang baru datang ke Indonesia, yakni buatan produsen asal Inggris bernama Astrazeneca, masih menjadi perdebatan. Dimana meski vaksin itu sudah datang di Indonesia namun masih belum diedarkan.
‘’Saat ini masih menjadi perdebatan. Karena di negara lain ada efek samping berupa penggumpalan darah. Efek dari penggumpalan darah itu sangat berbahaya. Karena jika terjadi penggumpalan darah di jantung atau otak orang bisa mati,’’ tandasnya. (ano/rdt)